Jumat, 15 Maret 2013

Tugas Akhir Psikolinguistik Tentang Pemerolehan Bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan prakelahiran, perkembangan fase bayi, perkembangan fase awal kanak-kanak, perkembangan fase akhir kanak-kanak, perkembangan fase remaja, perkembangan tahap dewasa, dan perkembangan lansia. Pembahasan di sini difokuskan pada perkembangan anak usia dua tahun.
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh mitra tuturnya. Untuk menjadi mitra tutur pada anak dan untuk dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitra tutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media di sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan kepada mitratutrnya di dalam berbicara. Selain menggunakan struktur bahasa yang masih kacau, anak-anak juga cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata dan dalam pelafalan fonemnya secara tepat. Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Pemerolehan bahasa yang diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh kanak-kanak mencapai sukses penguasaan yang lancar serta fasih terhadap bahasa ibu mereka atau yang sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari lingkungan sekitar. Dalam hal ini pemerolehan bahasa pada anak akan membawa anak pada kelancaran dan kefasihan anak dalam berbicara.
Rentang umur anak di usia balita umumnya mempunyai kemampuan dalam menyerap sesuatu dan ingatan cenderung lebih cepat dibandingkan usia-usia diatas balita. Sehingga dalam usia-usia tersebut sebaiknya mendapatkan pemerolehan bahasa yang baik, anak harus selalu dirangsang dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau pendidikan. Pendidikan bahasa pada anak-anak tersebut harus selalu di tingkatkan untuk memperoleh hasil berbicara yang baik.

B.    Rumusan Masalah
Makalah ini berangkat dari rumusan masalah sebagai berikut :
1.     Bagaimana kemampuan anak usia dua tahun dalam memahami kosakata dasar yang dilafalkan?
2.     Bagaimana ketercapaian bahasa anak umur 2 tahun yang di fokuskan pada Chintya Ulfa Mahraini?
3.     Bagaimanakah pemerolehan bahasa pertama anak usia 2 tahun dari segi pemerolehan bidang fonologi ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah makalah ini bertujuan :
1.     Kemampuan anak usia dua tahun dalam memahami kosakata dasar,
2.     Ingin mengetahui sejauh mana ketercapaian berbahasa anak umur dua tahun yang di fokuskan pada Chintya Ulfa Mahraini.
3.     Untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama anak usia 2 tahun dari segi pemerolehan bidang fonologi.







BAB  II
PEMBAHASAN
A.    LANDASAN TEORI
1.     Hakikat Pemerolehan Bahasa
Proses pemerolehan dan penguasaan bahasa anak-anak merupakan satu perkara yang cukup menakjubkan. Bagaimana manusia memperoleh bahasa merupakan satu isu yang amat mengagumkan dan sukar dibuktikan. Berbagai teori dari bidang disiplin yang berbeda telah dikemukakan oleh para pengkaji untuk menerangkan bagaimana proses ini berlaku dalam kalangan anak-anak. Memang diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-sistem linguistik dikuasai dengan pantas oleh individu anak-anak walaupun umumnya tidak ada pengajaran formal. Pengertian perkembangan bahasa pada anak:
1.     Perkembangan bahasa pada anak adalah suatu pola pengembangan secara gradual atau bertahap, yang akan mempengaruhi kemajuan perkembangan linguistik kanak-kanak pada suatu kecepatan yang mantap, yang meningkat sedikit demi sedikit setiap hari. (Henry Guntur Tarigan, 1986:263)
2.     Perkembangan bahasa pada setiap anak berbeda, dimana bahasa akan muncul dalam waktu yang berbeda, dalam budaya yang berbeda, dan hal tersebut akan membawa perbedaan yang sangat besar pada kemampuan anak berbahasa. (Leo Idra Ardiana, dkk., 2000:32)
3.     Perkembangan bahasa pada pada anak adalah proses pemerolehan bahasa yang dialami kanak-kanak sejak lahir sampai kira-kira menjelang usia sekolah. (Abdul Chaer, 2003:221).
Pemerolehan fonologi pada anak meliputi kemampuan anak menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang berupa vokal dan konsonan walaupun belum dalam bunyi yang sempurna. Bunyi-bunyi tersebut terjadi secara bertahap yaitu:
a.       Pada usia 6 minggu, anak menghasilkan bunyi-bunyi yang mirip bunyi vokal dan konsonan;
b.       Pada usia 8-20 minggu, anak berada pada tahap mendekut (cooing);
c.       Pada usia 6 bulan, anak mencampur bunyi konsonan dan vokal (babbling/celotehan);
d.       Pada usia 2 tahun, anak melafalkan sebuah dengan konsonan di akhir kata tidak dilafalkan;
Pemerolehan morfologi pada anak adalah pemerolehan bentuk morfem pada anak, baik morfem bebas dalam bentuk kata, maupun dalam bentuk morfem terikat. Namun pemerolehan tersebut lebih sering berupa morfem bebas berupa bentuk dasar atau kata dasar. Beberapa ahli menyatakan pendapatnya mengenai hal tersebut.
1.   Bloom danTardif (Darjowidjojo, 2005:259), menyatakan bahwa kelas kata kerja diperoleh lebih awal daripada kelas kata lainnya, dan frekuensi penggunaannya juga lebih tinggi.
2.   Gentner (Dardjowidjojo, 2005:259), menyatakan bahwa kata benda diperoleh lebih awal daripada kata kerja dan frekuensinya pun lebih tinggi.
3.   Dardjowijojo (2000:268), menyatakan pendapatnya berdasarkan penelitiannya, bahwa selama lima tahun pemerolehan leksikon anak didominasi oleh kata benda, diikuti kata kerja  pada urutan kedua, kata sifat pada urutan ketiga, serta kata tugas pada urutan berikutnya.
Pemerolehan Sintaksis pada anak adalah pemerolehan unsur bahasa pada anak yang meliputi frase, klausa, dan kalimat, beserta intonasinya. Khususnya dalam ujaran dua kata (UDK) pada anak telah menunjukkan bahwa anak telah menguasai kelas kata sederhana dan mampu secara kreatif memvariasikan fungsinya.
Pemerolehan leksikal pada anak adalah penguasaan kosakata yag ada di sekeliling anak. Di mana pun seorang anak berada, dia akan menguasai kosakata yang ada di sekelilingnya dan kosakata yang pada saat itu ada. Anak akan sulit membayangkan benda yang tidak ada di depan mereka, demikian pula, untuk mengungkapkan peristiwa yang telah lalu atau yang akan datang, yang belum terjadi. Leksikon yang dikuasai anak sangat bergantung pada keadaan anak. Anak petani di desa akan lebih awal memperoleh dengan sempurna kata cangkul dan sawah. Akan tetapi, mereka sulit menguasai dengan baik  kata krayon dan komputer, seperti anak yang tinggal di kota.
Pemerolehan semantik dilakukan seorang anak dengan mengamati dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada di lingkungannya. Apa yang diamati oleh seluruh panca indranya menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan pengetahuan dunia inilah seorang anak memperoleh semantik bahasa dunianya dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap kepada uruan bunyi bahasa tertentu. Ahli-ahli psikologi perkembangan menyatakan bahwa anak-anak memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata satu demi satu sampai dengan semua fitur semantik itu sebagaimana yang dikuasai dikuasai oleh orang dewasa (Abdul Chaer, 2003:195).
Pragmatik dalam bidang bahasa berkembang sebagai studi tentang penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan orang lain, terutama hubungan di antara kalimat dengan konteks dan situasi penggunaannya. (Richard, dalam Gunarwan 1994:42).  Menurut Nino dan Snow (Darjowidjojo 2005:2266-268), pragmatik merupakan bagian dari perilaku berbahasa, oleh karena itu penelitian mengenai pemerolehan bahasa perlu juga mengamati pemerolehan pragmatik. Berikut ini urutan pemerolehan pragmatik pada anak.
2. Fonologi dan Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Fonologi
a.     Fonologi  
Pengertian Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Sementara menurut Kridalaksana (2007:2), fonologi adalah ilmu tentang bunyi pada umumnya fonetik sedangkan bunyi bahasa diteliti atau di uraikan dalam fonologi. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone ‘bunyi’ dan ‘logos’ tatanan, kata, atau ilmu’ dlsebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian. Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.
Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf.  Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu :
1)      Udara,
2)      Artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan
3)      Titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.
Vokal dan Konsonan
Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan.  Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .
Fonem dan Pembuktiannya Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal.
Contoh :
- pola &  rnembedakan /o/ dan /u/®pula
- barang &  membedakan /b/ dan /p/®parang
Memahami bunyi merupakan sesuatu hal yang dipandang penting dalam pembelajaran bahasa. Seorang peneliti bahasa akan sutit mengidentifikasi bahasa jika ia tidak menguasai bunyi bahasa. Dengan memahami bagaimana suatu kata dibunyikan dengan baik, seorang pembelajar bahasa akan semakin cepat menguasai bahasa yang hendak dipelajari. Oleh sebab itu, penguasaan bunyi dipandang penting dalam pembelajaran bahasa dan penelitian bahasa (Samsuri, 1987:91).       
b.     Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Fonologi
Dalam pemerolehan bahasa, masukan merupakan faktor yang sangat penting dan sangat menentukan.  Manusia tidak akan dapat menguasai bahasa  apabila tidak ada masukan komprehensif. Pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Disamping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal. Chomsk (dikutip Dardjowidjojo, 2005:244), mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input dari sekitar.
Pada waktu dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya. Ini berbeda dengan binatang yang sudan memiliki sekitar 70%. Karena perbedaan inilah maka binatang sudah dapat melakukan banyak hal segera setelah lahi, sedangkan manusia hanya bisa menangis dan menggerak-gerakkan badannya. Pada umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar jelas. Sementara pada umur 6 bulan, anak mulai mencampurkan konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa yang ada dalam bahasa Inggri dinnamakan babbling atau celotehan (Dardjowodjojo 2000:63). Celotehan dimulai dengan konsonan dan diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/.
B.    HASIL PENELITIAN

 


Chintya Ulfa Mahraini atau yang kerap dipanggil dengan Ulfa adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia lahir pada tanggal 11 Juli 2010.  Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya seorang pedagang. Adapun lokasi penelitian ini adalah Desa Kalisari RT. 01 RW. 02  Kelurahan Plumutan  Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang.
Ulfa sudah dapat berjalan dan anak yang lincah. Dan apabila bermain masih bersifat merusak atau mencacah-cacah barang misalnya kertas yang disobek-sobek. Ia suka mencoba bereksplorai tentang barang-barang yang ia temui dan ingin menemukan apakah kegunaan dari barang tersebut atau digunakan sesuai imajinasinya. Dalam berinteraksi ia sudah mulai agak lancar dalam berbicara walaupun kejelasan vocalnya masih belum terbaca secara jelas. Adapun perbendaharaan kata sudah mulai meningkat dan sering ia mengulangi kata-kata yang kita lontarkan atau yang ia dengar. Dan ia juga sering menanyakan apa ini namanya? Apa itu? siapakah dia? maksudnya apa? dan sebagainya.

a.     Transkip Data
a)     Data I Transkrip Percakapan  (Dalam bahasa jawa)
Ibu                   : “Dedek namane sinten nggeh?” (Adek namanya siapa ya?)
Anak               : “Ulpa”
Ibu                   : “Uhh,, pinter,, Namane bapakne Ulfa Sinten?”(Uhh, pintar, Namanya   Bapaknya Ulfa siapa?)
Anak               : “Pak Uyuti”
Ibu                   : “Mbak’e Ulfa sinten?” (kakaknya Ulfa siapa?)
Anak               : “Mbak Otik”
Ibu                   : “Lha Masne Ulfa?”
Anak               : “Ambang”
Kata Sebernarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Ulfa
Ulpa
/f/
/p/
Suyuti
Uyuti
/s/
-
Mbak Khotik
Mbak Otik
/Kh/
-
Bambang
Ambang
/b/
-
b)      Data II Transkrip Percakapan 
            Anak               : Buk, Aus 6x (haus 6x)
Ibu                   : enggehh, niki susune, Nyanyi dek,Bangun tidurku…
Anak               : “Telus andi”(terus mandi)
Ibu                   : “Tidak”
Anak               : “Yupa ngeosok jigi” (lupa menggosok gigi)
Ibu                   : “Habis mandi”         
Anak               : “Ku toyong ibu” (kutolong ibu)
Ibu                   : “Membersikan”
Anak               : Tepat tidungku (tempat tidurku)

Kata Sebenarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Haus
Aus..aus..aus..aus..aus..aus.
/h/
-
Terus mandi
Telus andi
/r/ /m/
/l/
Lupa menggosok gigi
Yupa ngeosok jigi
/l/  /m/ /g/ /o/ /g/
/y/ /e/ /j/
Kutolong ibu
Ku toyong ibu
/l/
/y/
Tempat tidurku
Tempat tidungku
/r/
/ng/
c)     Data III Transkrip Percakapan
Ibu                   : “Nyanyi opo maneh ya?” (Nyanyi apa lagi ya)
Anak               : “intang ecil” (bintang kecil)
Ibu                   : “ayo?”
Anak               : “intang ecil liat aku ada” (bintang kecil lihat aku ada)
Intang ecil di angit yang iyu (bintang kecil di langit yang biru)
Ibu                   : “Amat...”
Anak               : “Anyak” (banyak)
Ibu                   : “Menghias...”
Anak               : Angca aku inyin tebang (angkasa aku ingin terbang)
Dan enai da pegi ke tepat kau beada (dan menari dan pergi ketempat kau berada)
Ibu                   :           Ehhmm,, pinter...
Kata Sebenarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Bintang kecil
 Intang ecil
/b/ /k/
-
Bintang kecil lihat aku ada

Bintang kecil di langit yang biru
 Intang ecil liat    aku ada

 Intang ecil di    angit yang iyu

/b/ /k
/k/ /e/ /l/ /b/
-
-
 Banyak
 Anyak
/b/
-
Angkasa aku ingin terbang

Dan menari dan pergi ke tempat kau berada
 Angca aku inyin  tebang

 Dan enai da pegi  ke tepat kau beada
/k/ /s/ /g/ /r/
/m/ /e/ /r/ /n/ /r/ /m/ /r/
/s/
-

d)      Data IV Transkrip Percakapan
 Ibu                   : “niki sinten dek ?” (Ini siapa Dek?)
Anak               :  “Dedek”
Ibu                   : “Namine ?” (Namanya?)
Anak               : “ Ayu”
Ibu                   : “niki namine pa ??” (Ini namanya apa?)
Anak               : “Ayis”  (alis)
Ibu                   : “niki ?” (Ini?)
Anak               : “Mipat” (mata)
Ibu                   : “niki?”(Ini)
Anak               : “Iyut”(perut)
Ibu                   : “Niki?” (ini?)
Anak               : “Idung” (hidung)
Ibu                   : “Lha niki?” (kalau ini?)
Anak               : “Nanang” (tangan)
Ibu                   : “niki”
Anak               : “Kaki” (kaki)
Ibu                   : “Pinter dek. Lha niki?”(Pintar, kalau ini?)
Anak               : “Bayon “(balon)
Ibu                   : “Niki jepite Ibuk namine apa?” (Ini jepit Ibu, apa    namanya?)
Anak               : “Kuku” (kuku)
Ibu                   : “Lhah niki” (Lha ini?)
Anak               : “Ambut”(rambut)
Ibu                   : “Pinter, niki?” (Pintar, ini?)
Anak               : “Uping” (kuping)
Ibu                   : “Pinter, niki?” (Pintar, ini?)
Anak               : “Jigi” (gigi)
Ibu                   : “ Lha niki?” (Lha ini?)
Anak               : “Yidah” (lidah)
Ibu                   : “Pinter dek, niki napa? (Pintar Dek, ini apa?)
Anak               : Pipi (pipi)
Kata Sebenarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Dedek
Dedek
-
-
Bayu
Bayu
-
-
Alis
Ayis
/l/
/y/
Mata
Ato
/m/ /a/
/o/
Perut
Iyut
/r/
/y/
Hidung
Idung
/h/
-
Tangan
Nanang
/t/ /g/
/n/ /a/
Kaki
Kaki
-
-
Balon
Bayon
/l/
/y/
Kuku
Kuku
-
-
Rambut
Ambut
/r/
-
Kuping
Uping
/k/
/u/
Gigi
Jigi
/g/
/j/
 Lidah
 Yidah
/l/
/y/
Pipi
Pipi
-
-

e)     Data VTranskrip Percakapan
            Ibu                   : “Nex niki pinten?”(Kalau ini berapa ?”
Anak               : “Ua” (dua)
Ibu                   : “Ngitung yukk”(Berhitung dulu yuk)
Anak               : “Itung “(hitung)
Anak               : “Catu, uua, tida, pat” (satu, dua, tiga, empat )
Ibu                   : “Dek kae apa namane “Itu apa nama nya dek ?…
Anak               : “Yampu “(lampu)
Ibu                   : “niki”(Ini ?)
Anak               : “Patan” (papan)
Ibu                   : niki ? (ini)
Anak               : “Picang “(pisang)
Ibu                   : “niki”(Ini ?)
Anak               : “Bayon” (balon)
Ibu                   : “Ibu lunga sek ya,, dedek ning kene ” (Ibu pergi dulu ya,, Dedek di sini)
Anak               : “Wauu( meluu)” (ikut)

Kata Sebenarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Dua
Ua
/d/
-
Hitung
Itung
/h/
-
Satu, dua, tiga, empat
Catu, ua, tida, pat
/s/ /d/ /g/ /e/ /m/
/c/
Lampu
Yampu
/l/
/y/
Papan
Patan
/p/
/t/
Pisang
Picang
/s/
/c/
Balon
Bayon
/l/
/y/
f)      Data VI Transkrip Percakapan
 Ibu                   : “Dedek seneng mam apa?”(Dedek suka makan apa ?)
Anak               : “Atan itan “(makan ikan)
Ibu                   : “Trus maem apa?”(Terus makan apa ?)
Anak               : “ubung” (Bubur)
Ibu                   : “Nex Es, seneng apa?”(Kalau es, senang es apa ?)
Anak               : “Es skim pomi “(es krim popmi)
Ibu                   : “nex susu?”(Kalau susu ?)
Anak               : “Cucu cocat” (susu coklat)
Kata Sebenarnya
 Ulfa
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Makan ikan
Atan itan
/m/ /k/
/t/
Bubur
Ubung
/b/ /r/
/ng/
Es krim popmi
Es skim pomi
/p/
/o/
Susu coklat
Cucu cocat
/s/ /kl/
/c/

b.      Pembahasan
            Dari hasil penelitian  yang dipaparkan di atas, bunyi-buyi yang diucapkan oleh Ulfa di umur 2 tahunnya, Ulfa telah banyak memperoleh dan memproduksi berbagai fonem yang dapat membedakan arti kata-kata yang dapat diucapkan. Fonem-fonem konsonan dan vokal yang telah dikuasai oleh Ulfa pada usia dua tahun adalah a, b, c, d, e, g, i, j, k, l, n, o, s, t, u, dan y. Ada beberapa konsonan tersebut yang belum bisa di ucapkan jika konsonan terebut berada di awal, di tengah dan di akhir. Untuk  konsonan [g], Ulfa akan menghilangkan konsonan tersebut  jika konsonan tersebut berada di awal misalnya /gigi/ diucapkan menajadi /jigi/ sementara jika konsonan tersebut berda di tengah misalnya /tiga/ di ucapkan /tida/.
Selanjutnya, untuk konsonan [m] Ulfa akan menghilangkan konsonan tersebut jika konsonan tersebbut berada di awal, di tengah. Misalnya /mama/ di ucapkan /ma/ dan /tempat/ di ucapkan /tepat. Untuk konsonan [h], Ulfa akan menghilangkan bunyi konsonan tersebut jika konsonan tersebut berada di awal misalnya /hijau/ di ucapkan /ijo/, /hidung/ diucapkan /idung/ dan /hitung /di ucapkan /itung/ dan /haus/ diucapkan /aus/. Sementara konsonan [s], Ulfa menghilangkan bunyi konsonan tersebut jika konsonan tersebut berada diawal dan ditengah, sementara diakhir Ulfa sudah mampu mengucapkannya dengan jelas di misalnya:
/angsa/             /angca/
/pisang/             picang/
/sampun/            /campun/
/satu/                /catu/
/sehat/            /cehat/
/capi/            /capi/
/sandal/             /andal/
/susu/              /cucu/
                                              
BAB III PENUTUP
a.     Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulan bahwa Ulfa telah banyak menyebutkan bunyi-buyi konsonan ( b, c, d, g, j, k, l, n, s, t, u, dan y, dan vokal (a, i, u, e, dan o)  sementara ada beberapa konsonan yang belum bisa di ucapkan oleh Ulfa yaitu konsonan (f, q, x, dan z), sementara konsonan [r], [s], [g]. konsonan [r] Ulfa mengganti konsonan [l], konsonan [s], diganti  konsonan [c] dan konsonan [g] diganti [j].
b.     Saran
Hasil penelitian ini hanya membicarakan pemerolehan bahasa pertama anak dalam bidang , pemahaman kosa kata, kata yang dikuasai, dan bidang fonologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek lain yaitu,  misalnya bidang morfologi, sintaksis, dan leksikon. Selain itu, dapat juga meneliti pemerolehan bahasa anak  dengan usia berbeda  serta pemerolehan bahasa kedua.
                                               










DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Unika Atma Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar