Minggu, 31 Maret 2013

Diam


Diam,,
Saat suara itu terlontar indah dari bibirmu sayang...
Ku ingin menguraikan isi hati...
Hanya konsonan semata yang keluar dari bibir ini
Ingin ku berteriak pada sang surya..
Kenapa...??
Kenapa diriku tak mampu menguraikannya...??
Ku hanya ingin berkata “tetaplah setia padaku sayang”
Ku tak mau yang lain..
Cuma ada kamu di hati ini..
ingin ku lontarkan kata ini padamu, tapi apa daya ku tak kuasa,,

Faktor-Faktor yang Mempengararuhi Pemilihan Strategi Belajar Mengajar


MAKALAH
Faktor-Faktor yang Mempengararuhi Pemilihan Strategi Belajar Mengajar
Disusun guna memenuhi tugas: Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Zukhaira, S.S., M.d.



Disusun Oleh:
Siti Khotijah                                                   2303411001
Novi Laelatul Izzah                                      2303411021



Pendidikan Bahasa Arab
BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Zaman modern sekarang ini yang menuntut setiap manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam segala bidang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah pintu gerbang setiap manusia untuk menuju dalam pergerakan zaman yang globalisasi yang menuntut untuk bergerak cepat menggunakan teknologi yang semakin modern dan semakin canggih. Dengan pendidikan tentunya perubahan zaman dapat berkembang dngan baik menuju arah yang positif. Meningkatkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan dunia luar slah satunya adalah dengan pendidikan. Pendidikan tidak akan berfungsi jika tidak diimbangi dengan sistem belajar yang baik. Maka dari itu strategi belajar yang baik perlu dikembangkan oleh siswa dan guru dalam mengajar. 
Strategi belajar mengajar yang menunjang perkembangan pendidikan atau yang dapat meningkatkan penguasaan materi peserta didik adalah yang menekankan pada metode dan teknik pengajaran yang sesuai. Dalam menunjang setiap pembelajaran, tentu saja tidak terlepas dari faktor pendukung dalam pengguaan strategi pembelajaran tersebut. Dengan mengetahui berbagai faktor pendukung atau faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas output dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran faktor yang sangat penting adalah keberadaan guru dan siswa. Dimana hubungan antara guru dan siswa tersebut saling berkaitan satu sama lain.  
Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Peserta didik pun harus mempunyai strategi belajar sendiri agar apa yang disampaikan oleh guru dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peserta didik dapat mengaplikasikan apa yang diajarkan oleh guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan strategi belajar mengajar harus dimengerti oleh guru dan peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan secara maksimal.   
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
a.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar?

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Karakteristik Peserta Didik
Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, pengajar harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik itu antara lain sebagai berikut:
ü  Karakteristik Mental dan Kecakapan Intelektual
Tingkat kematangan mental dan kecakapan intelektual peserta didik sangat mempengaruhi strategi yang akan digunakan. Peserta didik memiliki kematangan mental dan kecakapan intelektual yang berbeda. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus benar-benar bermafaat sesuai dengan tingkat kematanga mental dan kecakapan intelektual.
Bila peserta didik telah metang secara mentaldan cakap secara intelektual untuk belajar bahasa, dengan strategi pembelajarn apapun, peserta didik tersebut akan mudah mengikuto pembelajarannya.
ü  Kondisi Fisik dan Kecakapan Psikomotor
Kondisi fisikmerupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran. Kecakapan psikomotor  menyangkut gerakan-gerakan jasmani, seperti kekuatan, kecepatan, koordinasi, dan fleksibelitas.
ü  Umur
Umur merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam pememilihan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran bahasa untuk umur 6-12 tahun tentu akan berbeda dengan penggunaan strategi untuk peserta didik yang berumur 15-17 tahun dst. Hal ini kaitannya dengan tugas-tugas perkembangan belajar peserta didik.
ü  Jenis Kelamin
Secara prinsip antara peserta didik perempuan dan laki-laki tidak terdapat perbedaan, misalnya minat, cara belajar, kebiasaan, kecakapan, psikomotor, dan perhatian.
Jenis kelamin merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran yang dipakai, terutama dalam kelas-kelas yang heterogen.

2.2  Kompetensi Dasar yang Diharapkan
Kompetensi dasar yang adalah pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek dan subaspek mata pelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Kompetensi tersebut merupakan titik tolak penentuan strategi yang akan digunakan. Untuk mencapai kompetensi dasar tertentu, kira-kira strategi apa yang cocok digunakan. Misalnya, pada aspek kebahasaan, kompetensi yang diharapkan adalah menguasai dan menggunakan kata dalam konteks. Dengan demikian, metode yang dipakai sebagai bagian dari strategi adalah dengan menggunakan metode kontekstual.
2.3  Bahan Ajar
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar yang materinya pasti dimiliki dan dikuasai oleh guru sebelum disampaikan kepada anak didik. Persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan pelengkap. Bahan pelajaran pokok yaitu yang menyangkut bidang studi sesuai dengan profesi guru tersebut. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap dapat membuka wawasan seorang guru dalam mengajar untuk menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya. Bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat:
v Fakta merupakan sifat suatu gejala, peristiwa, benda yang nyata, atau wujudnya dapat dilihat atau dirasa oleh indera. Fakta dapat dipelajari melalui informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau kalimat, istilah, maupun pertanyaan.
v Konsep merupakan serangkaian perangsang yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Konsep dibentuk dari dan melalui pola unsur diantara anggota kumpulan atau serangkaian, karena konsep adalah substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu  serta klasifikasi pola yang bersamaan. Prinsip merupakan suatu pola antar hubungan fungsional diantara prinsip. Dengan kata lain, prinsip adalah hubungan funsional dari beberapa konsep.
v Keterampilan merupakan suatu pola kegiatan yang bertujuan dan memerlukan peniruan serta koordinasi informasi yang dipelajari. Ada dua jenis keterampilan, yakni keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual, merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah. Bahan ajar bahasa tampaknya lebih banyak merupakan keterampilan intelektual karena berhubungan dengan proses berpikir, seperti menuangkan gagasan, memecahkan masalah, menilai, menyimpulkan dan lain-lain.
Bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan strategi tertentu harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.     Relevan dengan standart kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
2.     Bahan ajar merupakan isi pembelajaran dan penjabaran dari standart kompetensi serta kompetensi dasar tersebut.
3.     Memberikan motivasi peserta didik untuk belajar lebih jauh.
4.     Berkaitan dengan bahan sebelumnya.
5.     Bahan disusun secara sistematis dari sederhana menuju yang kompleks.
6.     Praktis.
7.     Bermanfaat bagi peserta didik.
8.     Sesuai dengan perkembangan zaman.
9.     Dapat diperoleh dengan mudah.
10.  Menarik minat peserta didik.
11.  Memuat ilustrasi yang menarik hati peserta didik.
12.  Memperhatikan aspek-aspek linguistik yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
13.  Berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya.
14.  Menstimulusi aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang menggunakannya.
15.  Menghindari konsep yang samar-samar agar tidak membingungkan peserta didik.
16.  Mempunyai sudut pandang yang jelas dan tegas.
17.  Membedakan bahan ajar untuk anak dan untuk orang dewasa.
18.  Menghargai perbedaan pribadi para peserta didik dari pemakaiannya.
Dari sisi lain, kriteria bahan ajar yang baik dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu aspek penampilan segi material, aspek buku pendukungnya, aspek linguistik, aspek kebudayaan yang terkandung di dalamnya, aspek filosofis, dan aspek evaluasinya. Adapun peranan bahan ajar adalah:
Ø  Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan.
Ø   Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
Ø  Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
Ø  Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta didik.
Ø  Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.
Ø  Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.
2.4  Waktu yang Tersedia
Kurikulum pembelajaran yang berlaku untuk saat ini, terdapat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Sehingga pengajar mengembangkan bahan materi pembelajaran dalam mencapai standar kompetensi yang ada. Pemilihan strategi mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, ada beberapa strategi mengajar yang dianggap relatif banyak menggunakan waktu. Melalui perhitungan waktu dalam satu tahun ajaran berdasarkan waktu-waktu relatif pembelajaran bahasa, rata-rata lima jam pelajaran/minggu untuk mencapai dua atau tiga kompetensi dasar.
Strategi yang dipilih itu harus sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, karena kalau tidak sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan tentu ada bahan ajar akan ada yang tidak tersampaikan. Dengan begitu, kompetensi dasar peserta didik pun ada yang tidak bisa dicapai.
2.5  Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran dalam mencapai sebuah tujuan misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Yang dimaksud dengan sarana belajar adalah segala sesuatu yang dapat peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah, laboratorium bahasa, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain-lain. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.Terdapat beberapa keuntugan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasana, misalnya :
a.      Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat diartikan sebagai proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien, sedangkan manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
b.     Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengar, sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.
Di sekolah-sekolah tidak semuanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar yang lengkap. Untuk itu seorang pengajar yang bijaksana tidak akan hanya menyerah pada keadaan yang ada. Dia harus mempersiapkan diri memilih strategi pembelajaran yang tepat tanpa mengurangi hak peserta didik untuk belajar dalam suasana yang kondusif, menyenangkan, penuh kreativitas dan bergairah. Dan begitu juga sebaliknya, meski sarana dan prasarana di sekolah sudah lengkap, maka seorang pengajar harus memanfaatkan sarana dan prasarana dalam proses belajar secara optimal.
Fasilitas mengambil peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan strategi pembelajaran dalam  rangka mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan. Fasilitas meliputi peralatan, ruangan dan bahan. Misalnya suatu strategi yang menggunakan metode ceramah untuk kelas besar memerlukan ruangan yang cukup tetapi hanya memerlukan sumber dan fasilitas lain yang sedikit. Beda dengan kegiatan praktek laboratorium akan lebih banyak memerlukan peralatan dan bahan yang banyak , begitu pula diperlukan ruangan yang memadai. Untuk itu pemilihan strategi dan metode sangat  tergantung juga pada ketersediaan alat dan bahan.
2.6  Kemampuan Pengajar Memilih dan Menggunakan Strategi Pembelajaran Bahasa
Tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mempersiapkan peserta didik untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah. Supaya interaksi dapat bermakna dan mencapai kompetensi dasar tertentu, maka pengajar dituntut untuk lebih memilki kemampuan atau kecakapan dalam menjalankan profesionalisme. Dan memilki kemampuan dalam memilih dan menggunakan strategi yang didalamnya terdapat pendekatan, metode, dan teknik secara baik.
Pendekatan adalah seperangkat asumsi korektif  yang menangani hakikat pengajaran dan pembelajaran bahasa (Imam, 2004). Pendekatan mengacu pada teori tentang hakikat pembelajaran bahasa. Ada tiga pandangan tentang hakikat bahasa yakni :
ü  Pandangan Struktural berpendapat bahwa tiap bahasa mempunyai struktur yang berbeda-beda. Bahasa adalah sistem unsur yang berhubungan struktural bagi pengkodean makna. Sasaran pembelajaran bahasa dipandang sebagai penguasaan unsur-unsur tersebut.
ü  Pandangan fungsional bahwa bahasa merupakan wahana ekspresi makna fungsional. Gerakan komunikatif dalam pembelajaran bahasa menganut pandangan ini. Teori ini lebih menekankan dimensi semantik dan komunikatif daripada sekadar ciri-ciri gramatikal.
ü  Pandangan interaksional berpendapat bahwa bahasa menrupakan wahana realisasi hubungan-hubungan antarpribadi dan bagi performansi transaksi-transaksi diantara individu. Bahasa dilihat sebagai alat untuk berkreasi dan memelihara hubungan sosial.
Pengajar adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa pengajar bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian pengajar dalam menggunakan metode dan tekhnik pembelajaran. Pengajar dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Pengajar tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak dipundak pengajar. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan pengajar. Pengajar sangat menentukan bagi keberhasilan anak, mengingat guru adalah pengajar dan pembimbing anak didik walaupun tujuan akhir tergantung dari anak didik tersebut.












BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar dalam proses pembelajaran tersebut dapat diupayakan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di dalam maupun diluar pendidikan formal. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan harus digalakkan dengan melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran yaitu :
a.      karakteristik peserta didik,
b.     kompetensi yang diharapkan,
c.      bahan ajar,
d.     waktu yang tersedia,
e.      sarana dan prasarana belajar, dan
f.      kemampuan pengajar memilih dan menggunakan strategi pembelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung: Rosda.

Kamis, 21 Maret 2013

Sejarah Sastra Arab, Ruang Lingkup, dan Permasalahan Seputar Periodisasi Sastra Arab



MAKALAH
SEJARAH, RUANG LINGKUP, DAN PERMASALAHAN SEPUTAR PERIODISASI SATRA ARAB
Disusun guna memenuhi tugas: Tarikh Adab
Dosen Pengampu: Retno Purnama Irawati, S.S., M.A.

Disusun Oleh:
Siti Khotijah                                                   2303411001
Dita Susi Anggraeni                                      2303411014

Pendidikan Bahasa Arab
BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang Masalah
Menyebarnya sastra arab sangat erat kaitannya dengan bersinarnya islam secara luas ke berbagai belahan dunia terutama pada abad ke 7 hijriah, hal ini dikarenakan ia adalah bahasa Al-Qur’an yang mulia. Bahasa yang indah ini menyebar ke berbagai penjuru timur dan barat, sehingga sebagian besar peradaban dunia pada masa itu sangat terwarnai oleh peradaban Islam. Mereka yang berperan mengembangkan sastra arab pada masa kejayaan islam berasal dari berbagai suku bangsa, diantara mereka berasal dari Jazirah Arab, Mesir, Romawi, Armenia, Barbar, Andalusia dan sebagainya, walau berbeda bangsa namun mereka semua bersatu diatas Islam dan Bahasa Arab, mereka berbicara dan menulis karya sastra serta berbagai kajian keilmuan lainnya dengan Bahasa Arab .
Para sastrawan sangatlah beragam dalam membagi periode perkembangan sastra arab, ada sastrawan yang membagi periode sastra arab secara terperinci atau rigit dan adapula yang secara global. Secara rigit sastra terbagi kedalam bentuk yang merinci pada tiap-tiap masa kepemimpinan, semisal: periode Jahili, periode permulaan islam, periode Umayyah dll.
2.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang sejarah, ruang lingkup dan permasalahan seputar periodisasi sastra Arab, yaitu sebagai berikut :
a.    Apa pngertian sejarah sastra Arab itu?
b.   Bagaimana ruang lingkup kajian sejarah sastra arab itu?
c.    Bagaimana permasalahan seputar periodisasi sastra Arab?
3.     Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
a.   Agar mengetahui pengertian dari sejarah sastra Arab.
b.   Untuk mengetahui ruang lingkup kajian sastra Arab.
c.   Untuk mengetahui permasalahan seputar periodisasi sastra Arab.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    SEJARAH SASTRA ARAB
Tarikhul Adab atau Sejarah sastra adalah suatu ilmu yang membahas mengenai keadaan bahasa serta sastra seperti puisi dan prosa yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa itu dalam berbagai masa, sebab-sebab kemajuan dan kemudurannya, serta kehancuran yang mengancam kedua produk sastra tersebut, serta mengalihkan perhatiannya terhadap para tokoh terkemuka dari kalangan penulis dan ahli bahasa, serta melakukan kritik terhadap karya-karya mereka, dan menjelaskan pengaruh mereka dalam ide, penciptaan, dan gaya bahasa (uslub).
Tarikhul Adab atau sejarah sastra dalam pengertian seperti di atas merupakan ilmu yang baru tumbuh, dan dicetuskan oleh penulis Itali pada abad ke-18 M. Di kawasan timur, sejarah sastra baru dikenal ketika pergaulan antara Kawasan Timur dan Kawasan Barat semakin menguat. Orang yang pertama kali mentransfer ilmu mengenai sejarah sastra ke dalam dunia sastra Arab ialah al-Ustadz Hasan Taufiq al-‘Adl, setelah kepulangannya dari Jerman. Pengertian sejarah sastra di atas adalah pengertian Tarikhul Adab/sejarah sastra secara dalam arti khusus. Sedangkan pengertian Tarikhul Adab/sejarah sastra dalam pengertian umum adalah ilmu yang mempelajari deskripsi kronologis sesuai perjalanan zaman yang terhimpun dalam buku-buku, tercatat dalam lembaran-lembaran, dan yang terpahat dalam batu-batu prasasti, yang mengungkapkan perasaan (emosi), ide, pengajaran tentang suatu ilmu atau seni, pengabdian suatu cerita, suatu realitas, termasuk di dalamnya penyebutan orang-orang yang muncul dan terkenal (terkemuka) dari kalangan para ilmuan, para filosuf, dan para pengarang, serta menjelaskan referensi yang mereka gunakan, aliran-aliran yang mereka anut, dan posisi mereka dalam bidang seni yang digeluti, yang semua itu akan menunjukkan kemajuan atau kemunduran dari semua ilmu pengetahuan.
Secara garis besar, karya satra arab dibedakan menjadi dua genre, yaitu puisi (الشعر),
dan prosa (النشر). Genre prosa diyakini lebih dulu muncul dari pada genre puisi, karena prosa merupakan karya sastra bebas, tidak terikat aturan(mutlaq). Sedangkan puisi merupakan karya sastra yang terikat aturan(muqqayyad). Ungkapan atau bahasa arab pada dasarnya berbentuk prosa, kemudian orang-oranga arab membutuhkan wahana khusus untuk membicarakan budi pekerti, mengenang kisah-kisah kehidupan, menghormati keturunan , dan sebagainya. Wahana tersebut terwadahi dengan menambahkan lagu-lagu sehingga bermunculan wazan-wazan yang kemudian desebut dengan syair.
Sedangakan menurut Thaha husein seorang kritikus sastra arab, bahwa syair lebih dulu hadir daripada prosa. Beliau beranggapan bahwa syair terikat dengan rasa sastra dan imajinasi yang tinggi.
Sejumlah peneliti sastra arab berusaha merumuskan sebab-sebab munculnya syair:
a.      Syair muncul mengikuti pola yang diambil dari irama kaki unta ketika menghentakkan kakinya ke tanah. Irama hetakan kaki unta tersebut kemudian melahirkan banyak wazan-wazan syair.
b.     Pendapat kedua menyatakan bahwa pola-pola syair arab yang pertama adalah saj’un yang kemudian berkembang menjadi rajaz, berkembang lagi menjadi bahar dan pola-pola yang lain.
c.      Pola-pola syair arab itu mengacu pada lagu-lagu yang sering dinyanyikan di padang pasir. Potongan lagu-lagu padang pasir tersebut  kemudian dikembangkan menjadi syair yang berpola.
Pada masyarakat arab jahiliyah, tradisi penyampaian karya sastra dilakukan secara lisan dan sangat mengandalkan kekuatan hapalan seorang penyair. Sejumlah syarat dalam penyampaian syair secara lisan, yaitu:
a.      At-tamatstsul, yaitu memberikan contoh pengungkapan karya sastra dengan susunan yang baik.
b.     Ad-diqqah, yaitu sifat ketelitian dalam penyampaian karya sastra.
c.      Al-ada’, al-sadiid, yaitu penyampaian yan benar dengan meberikan penjelasan tentang kata-kata asing dan penggunaan gaya bahasa dalam sastra.
Adapun tujuan dari penyampaian dan periwayatan karya sastra yaitu:
1.     Karya sastra merupakan pangkal atau rujukan periwayatan ilmu pengetahuan.
2.     Karya sastra merupakan produk budaya suatu masyarakat.
Riwayat sastra berfungsi untuk:
1.     Menghindari pembengkakan riwayat yang mengakibatkan bermunculannya informasi-informasi palsu
2.     Mengetahui penjelasan dan maksud yang terkandung dalam karya satra.

B.    RUANG LINGKUP DAN KAJIAN SEJARAH SASTRA ARAB
Berdasarkan atas objek pengkajiannya, sejarah sastra arab mempunyai ruang lingkup dapat dibedakan menjadi. :
1.     Sastra-sastra kronologis, yaitu sejarah sastra yang mengkaji karya-karya sastra berdasarkan periodisasi atau babakan waktu tertentu.
2.     Sejarah genre yaitu sejarah sastra yang mengkaji perkembangan karya-karya sastra, seperti puisi dan prosa. Kajian tersebut dititikberatkan pada proses kelahirannya, dan pengaruh-pengaruh yang menyertainya.
3.     Sejarah sastra komparatif, yaitu sejarah sastra yang mengkaji dan membandingkan beberapa karya sastra pada masa lalu, pertengahan dan masa kini. Aspek-asoek yang dibandingkan meliputi bebrapa hal, diantaranya: aspek bahasanya, estetiknya, latar belakangnya, atau semua aspek yang menyertai karya tersebut (Fananie dalam Muzakki, 2006:61).
Prosa dan puisi sastra arab ini memilki perubahan setiap masanya dari masa jahiliyah hingga masa modern dengan berbagai tokoh dan karya-karyanya.
Menurut Atmazaki(dalam muzakki, 2006: 25) ruang lingkup ilmu sastra meliputi:
a.      Teori sastra
Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur pembangun karya sastra, macam-macam sastra, perkembangan, dan kerangka pemikiran para ahli sastra tentang sastra. Teori sastra bergerak pada empat paradigma yaitu penulis (pengarang), karya sastra (teks), pembaca, dan kenyataa(semesta).
b.     Sejarah sastra
Sejarah sastra adalah ilmu yang mempelajari deskripsi kronologis sesuai perjalanan zaman yang terhimpun dalam buku-buku, tercatat dalam lembaran-lembaran, dan yang terpahat dalam batu-batu prasasti, yang mengungkapkan perasaan (emosi), ide, pengajaran tentang suatu ilmu atau seni, pengabdian suatu cerita, suatu realitas, termasuk di dalamnya penyebutan orang-orang yang muncul dan terkenal (terkemuka) dari kalangan para ilmuan, para filosuf, dan para pengarang, serta menjelaskan referensi yang mereka gunakan, aliran-aliran yang mereka anut, dan posisi mereka dalam bidang seni yang digeluti, yang semua itu akan menunjukkan kemajuan atau kemunduran dari semua ilmu pengetahuan.
c.      Kritik sastra
Kritik sastra adalah ilmu sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung menganalisis memberi pertimbangan baik-buruknya karya sastra,bernilai seni atau tidaknya.
                                     
C.    PERMASALAHAN SEPUTAR PERIODISASI SASTRA ARAB
Pada umumnya, periodesasi kesusastraan dibagi sesuai dengan perubahan politik. Sastra dianggap sangat tergantung pada revolusi sosial atau politik suatu negara dan permasalahan menentukan periode diberikan pada sejarawan politik dan sosial, dan pembagian sejarah yang ditentukan oleh mereka  itu biasanya diterima begitu saja tanpa dipertanyakan lagi (Wellek, 1989:354). Penentuan mulainya atau berakhirnya masa setiap periodesasi hanyalah perkiraan, tidak dapat ditentukan dengan pasti, dan biasanya untuk mengetahui perubahan dalam sastra itu biasanya akibat perubahan sosial dan politik (Jami'at, 1993:18). Di bawah ini akan dipaparkan bentuk penulisan periodesasi yang dilakukan oleh para ahli kesusastraan Arab, antara lain:
1.     Hana al-Fakhuriyyah membaginya ke dalam lima periodesasi, yaitu:
a.      Periode Jahiliyyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini dibagi atas dua bagian, yaitu masa sebelum abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah (1 H/622 M).
b.     Periode Islam, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak tahun 1 H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M), dan masa Bani Umayyah (41-132 H/661-750 M).
c.      Periode Abbasiyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.
d.     Periode kemunduran kesusastraan Arab (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).
e.      Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab; periode kebangkitan ini dimulai dari masa pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang.
2.     Muhammad Sa'id dan Ahmad Kahil (1953: 5-6) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam enam periode sebagai berikut:
a.      Periode Jahiliyyah, dimulai sekitar satu tengah abad sebelum kedatangan Islam sekitar dan berakhir sampai kedatangan Islam.
b.     Periode permulaan Islam (shadrul Islam); dimulai sejak kedatangan Islam dan berakhir sampai kejatuhan Daulah Umayyah tahun 132 H.
c.      Periode Abbasiyah I, dimulai sejak berdirinya Daulah Abbasiyah tahun 132 H dan berakhir sampai banyak berdirinya daulah-daulah atau negara-negara bagian pada tahun 334 H.
d.     Periode Abbasiyah II, dimulai sejak berdirinya daulah-daulah dalam pemerintahan Abbasiyah dan berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Tartar atau Mongol pada tahun 656 H.
e.      Periode Turki, dimulai sejak jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Mongol dan berakhir dengan datangnya kebangkitan modern sekitar tahun 1230 H.
f.      Periode Modern, dimulai sejak datangnya kebangkitan modern sampai sekarang.
3.     Ahmad Al-Iskandari dan Mustafa Anani dalam Al-Wasit Al-Adab Al-Arobiyah Wa Tarikhihi (1916:10) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam lima periode, yaitu:
a.      Periode Jahiliyah, periode ini berakhir dengan datangnya agama Islam, dan rentang waktunya sekitar 150 tahun.
b.     Periode permulaan Islam atau shadrul Islam, di dalamnya termasuk juga periode Bani Umayyah, yakni dimulai dengan datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya Daulah Bani Abbas pada tahun 132 H.
c.      Periode Bani Abbas, dimulai dengan berdirinya dinasti mereka dan berakhir dengan jatuhnya Bagdad di tangan bangsa Tartar pada tahun 656 H.
d.     Periode dinasti-dinasti yang berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki, di mulai dengan jatuhnya Baghdad dan berakhir pada permulaan masa Arab modern.
e.      Periode Modern, dimulai pada awal abad ke-19 Masehi dan berlangsung sampai sekarang ini.
4.     Jami’at Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah (dalam Muzakki, 2006:62), sejarah sastra arab dibagi menjadi enam periode, yaitu:
a.      Zaman Jahiliyyah, dimulai dari satu setengah atau dua abad sebelum Islam sampai munculnya Islam.
b.     Zaman Permulaan Islam, dimulai dari datangnya Islam sampai berakhirnya masa Khulafa ar-rasyidin, yaitu tahon 40 H.
c.      Zaman Bani Umayyah, mulai dari berdirinya bani Umayyah (40H) sampai kekuasaannya berakhir (132H).
d.     Zaman Bani Abbasiyyah, mulai dari berdirinya bani Abbasiyyah (132) sampai Baghdad runtuh akibat serangan Mongol (156H).
e.      Zaman Pertengahan, zaman ini meliputi (a) zaman Mamluk danTurki Utsmani (656H) sampai berakhirnya pemerintahan TurkiUtsmani pada permulaan abad 13H, dan (b) munculnya gerakan reformasi di negara Arab.
f.      Zaman Modern, mulai abad 13H sampai sekarang.
5.     Menurut beberapa ahli sejarah dan sastra telah membagi periodisasi kasusastraan Arab dalam enam zaman yakni:
a.      Zaman Jahiliyyah, dimulai sekitar 200 atau 500 abad sebelum permulaan Islam dan berakhir sampai datangnya agama Islam.
b.     Zaman Permulaan Islam, pada masa munculnya agama Islam(di Mekkah), dan berakhirnya masa Khulaf ar-Rasyidin pada 40 H.
c.      Zaman Umawiyah,  dimulai dengan berdirinya berdirinya Daulah Umawiyah tahun 40 H. Dan berakhirnya dengan jatuhnya dinasti ini pada tahun 132 H.
d.     Zaman Abbasiyyah, dimulai dari dengan berdirinya Daulah Abassiyah tahun 132H dan berakhir dengan penyerbuan Mongolia ke negeri Baghdad tahun 656 H.
e.      Periode Pertengahan, masa ini meliputi dua dinasti, yaitu Dinasti Mamluki da Utsmani. Dimulai tahun 656 H dan berakhir dengan berakhirnya hukum Utsmani di negeri-negeri Arab pada permulaan abad 13 H, dan munculnya gerakan-gerakan perbaikan di sejumlah negeri Arab.
f.      Periode Modern, dimulai dengan munculnya gerakan-gerakan perbaikan di sejumlah negeri Arab, dan bersamaan dengan permulaan abad 13 H (1900 Masehi) hingga saat ini.
6.     Gibb (dalam Sutiasumarga, 2001:5) telah membagi zaman sastra Arab menjadi:
a.      The Heroic Age (Zaman Heroik), tahun 500-622
b.     The Age of Expansion(Zaman Ekspansi), tahun 622-750
c.      The Golden Age (Zaman Keemasan), tahun 750-1055
d.     The Silver Age (Zaman Perak), tahun 1055-1258
e.      The Age of Mamluk, tahun 1258-1800.
7.     Akhmad Iskandari, Mustafa Inani dan Carl Brockelmann, sejarah kasusastraan Arab terbagi menjadi lima masa:
a.      Masa Jahiliyyah, sekitar 150 tahun sebelum Islam datang hinggan datangnya Islam.
b.     Masa Permulaan Islam, mencakup masa Naabi Muhammad SAW, khlula ar- Rasyidin, dan Bani Umayyah. Dimulai sejak datangnya Islam dan berakhir pada berdirinya Daulah Abbasiyah.
c.      Masa Abbasiyyah, sejak berdirinya Daulah Abbasiyah dan diakhiri dengan jatuhnya Baghdad kedalam kekuatan Tartar (656 H).
d.     Masa Kekuatan Turki, disebut juga dengan masa kemunduran Sastra Arab, di mulai sejak jatuhnya bAghdad dan diakhiri dengan permulaan masa Modern.
e.      Masa Modern, masa ini dimulai pada permulaan abad 19 sampai sekarang.
Adanya Perbedaan istilah dalam penulisan periodesasi kesusastraan Arab seperti dua contoh di atas, merupakan suatu hal yang wajar, seperti yang dikemukakan Teeuw (1988: 311-317) bahwa perbedaan itu disebabkan empat pendekatan utama, yaitu:
v Mengacu pada perkembangan sejarah umum, politik atau budaya.
v Mengacu pada karya atau tokoh agung atau gabungan dari kedua hal   tersebut.
v Mengacu pada motif atau tema yang terdapat dalam karya sepanjang zaman.
v Mengacu pada asal-usul karya sastra.
Untuk mempermudahkan dalam mempelajari kasustraan Arab, para sejarawan mengelompokkan menjadi tiga periode yaitu :
1.           Periode klasik yang mencakup masa jahiliyah, masa permulaan Islam dan masa Bani Umayyah,
2.           Periode pertengahan yang mencakup masa Bani Abbas dan kekuasaan Turki,
3.           Periode modern mulai pertengahan abad ke-19 sampai sekarang (Muzakki, 2006: 60-63).
























BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sejarah sastra Arab adalah suatu ilmu yang membahas mengenai keadaan bahasa serta sastra seperti puisi dan prosa yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa itu dalam berbagai masa, sebab-sebab kemajuan dan kemudurannya, serta kehancuran yang mengancam kedua produk sastra tersebut, serta mengalihkan perhatiannya terhadap para tokoh terkemuka dari kalangan penulis dan ahli bahasa, serta melakukan kritik terhadap karya-karya mereka, dan menjelaskan pengaruh mereka dalam ide, penciptaan, dan gaya bahasa (uslub). Karya satra arab dibedakan menjadi dua genre, yaitu puisi (الشعر), dan prosa (النشر).
Berdasarkan atas objek pengkajiannya, sejarah sastra arab mempunyai ruang lingkup dapat dibedakan menjadi sastra-sastra kronologis, sejarah genre, sejarah sastra komparatif. Menurut Atmazaki(dalam muzakki, 2006: 25) ruang lingkup ilmu sastra meliputi: teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.
Permasalahan seputar periodisasi sastra Arab ini dipaparkan oleh kasusastraan Arab yaitu Hana al-Fakhuriyyah, Muhammad Sa'id dan Ahmad Kahil, Ahmad Al-Iskandari dan Mustafa Anani, Jami’at Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah, Menurut beberapa ahli sejarah, Gibb, dan Akhmad Iskandari, Mustafa Inani dan Carl Brockelmann.












DAFTAR PUSTAKA
Irawati, Retno Purnama. 2013. Mengenal Sejarah Sastra Arab. Semarang. Ega Acitya
Irawati, Retno Purnama dan Siminto. 2009. Pengantar Memahami Sastra. Semarang. ISBN