Hakekat Bimbingan dan Konseling
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam
pendidikan di Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tingi
terdapat tidak hanya memberikan pendidikan akademis yang sifatnya intelektual
saja. Akan tetapi dalam setiap jenjang pendidikan juga terdapat materi tambahan
yaitu Pendidikan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan
pengarahan konselor terhadap siswa maupun dunia pendidikan itu sendiri. Mulai
dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Tugas konselor ini tidak dapat di
pisahakan dari pendidikan itu sendiri. Banyak landasan hukum maupun landasan
yang lain yang sifatnya filosofis maupun yang lainnya yang mengahruskan
bimbingan dan konseling diadakan di setiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Banyak sekali manfaat dan kegunaan bimbingan dan konseling di dunia penididkan
dan masih banyak lagi kontribusi binbingan dan konseling di dunia pendidikan.
Berkaitan
dengan pentingnya dan banyaknya kontribusi yang di berikan oleh bimbigan dan
konseling di dunia pendidikan. Oleh karena itu, melaluai makalah ini penulis
ingin menganalisis mengenai hakekat bimbingan dan konseling yang di laksanakan
di Indonesia sebagai ladasan pelaksanaan bimbingan dan konseling di dunia
pendidikan Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini akan membahas tentang hakekat bimbingan dan konseling, yaitu
sebagai berikut :
a. Apa pengertian bimbingan dan
konseling?
b. Apa tujuan dari bimbingan dan
konseling itu?
c. Apa hubungan, persamaan dan
perbedaan dari bimbingan dan konseling?
3. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
a. Agar mengetahui pengertian
dari bimbingan dan konseling.
b. Untuk mengetahui tujuan dari
bimbingan dan konseling.
c. Untuk mengetahui hubungan,
persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Pengertian Bimbingan
Bimbingan
dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria
ataupun wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan
yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur
kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow dan Crow,
dalam Eman Amti 1992:2).
Ada pula
yang berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian yang bijaksana dengan lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk
mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones dalam Djumhur
dan M. Surya).
Pada prinsipnya bimbingan mengandung unsur pokok sebagai berikut:
1.
Merupakan proses
yang berkelanjutan. Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja,
berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan.
2.
Bisa
diberikan kepada individu maupun kelompok.
3.
Dapat
diberikan kepada siapa saja, dengan pendekatan pribadi.
4.
Bertujuan
agar seseorang bisa mengembangkan diri secara optimal.
5.
Bimbingan
diberikan oleh orang-orang yang ahli.
6.
Bimbingan
hendaknya dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
2.
Pengertian Konseling
Kata
Konseling berasal daribahasa latin consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
kata menerima atau memahami. Banyak para ahli yang merumuskan pengertian
konseling. Namun pada dasarnya konseling mengandung hal-hal pokok sebagai berikut :
1.
Konseling
melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi
langsung.
2.
Interaksi
antara klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
3.
Tujuan
hubungan konseling adalah terjadinya perubahan tingkah laku klien.
4.
Model
interaksi terbatas pada interaksi verbal antara klien dan konselor.
5.
Merupakan
proses yang dinamis.
6. Didasari atas penghargaaan harkat dan martabat
manusia.
Jadi,
dapat dikatakan bahwa Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang
berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
Dalam hal ini, Bimbingan dan Konseling meupakan
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk membantu, memotivasi, ataupun
memecahkan masalah seseorang agar tiap individu mampu berkembang lebih optimal
dalam perkembangan karakternya.
B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara
garis besar tujuan bimbingan dan konseling di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
a.
Tujuan umum
Jika di tinjau dari perkembangan
konsepsi bimbingan dan konseling maka tujuannya adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predis posisi yang di milikinya sesuai dengan tuntuntan positif
lingkunganya.dengan ini maka bimbingan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam kehidupanya yang memiliki berbagai wawasan,
pandangan interpretasi, pilihan penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenaan diri sendiri dan linkunganya.
b.
Tujuan khusus
Tujuan khusus bimbingan konseling
merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang di kaitkan secara langsung
dengan permasalahan yang di alami individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahan. Masalah yang di hadapi individu yang beragam,
memiliki intesitas yang berbeda-beda serta bersifat unik dengan demikan tujuan
bimbingan dan konseling untuk individu satu dengan yang lain tidak boleh di
samakan.
Ada pula tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling, yaitu sebagai berikut :
1.
Menghayati
nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
2.
Berperilaku
atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani
menghadapi resiko.
3.
Memiliki
kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau
dalam memenuhi kebutuhan diri.
4.
Mampu
memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
5.
Memelihara
nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
6.
Menjunjung
tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam
kehidupan sosial
7.
Mengembangkan
potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
8.
Memperkaya
strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin
kompetitif.
9.
Mengembangkan
dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung
pilihan karir.
10.
Meyakini
nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk
menciptakan masyarakat yg bermartabat.
Di samping tujuan-tujuan tersebut, Downing (1968)
juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama
dengan pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan social psikologis mereka, merealisasikan
keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Secara umum dapat di kemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah membantu
mengatsai berbagai macam kesulitan yang di hadapi siswa sehingga terjadi proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien.
C. Hubungan, Persamaan dan Perbedaan Bimbingan
dan Konseling
1. Hubungan
Bimbingan dan Konseling
Istilah
bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat
erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah
bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan
konseling (guidance and counseling).
Menurut Mohamad Surya (1988), ada
tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling. Pandangan
pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling, kedua istilah tidak mempunyai
perbedaan yang mendasar. Pandangan
kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun
cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan sedangkan
konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individu yang
mengalami masalah serius.
Pandangan ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
yang terpadu, keduanya tidak saling terpisah.Berkaitan dengan pandangan ketiga
ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan Warner (1977) dalam Prayitno (1978),
menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan
terintegrasi ke dalam program sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan
siswa secara optimal, sedangkan konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada
murid secara perorangan dalam mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri.
Moser dan Moser(dalam Prayitno,
1978:643) menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling
dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan. Mortesen dan Schmuller
(1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
2. Persamaan
Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan dan konseling
pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan tertentu. Persamaan yang lebih jelas
terletak pada
tujuan keduanya, yaitu sebagai
berikut :
a.
Berusaha untuk memandirikan individu.
b.
Diterapkan dalam program sekolah.
c.
Mengikuti norma yang berlaku di masyarakat tempat kedua
kegiatan tersebut dilaksanakan.
3. Perbedaan
Bimbingan dan Konseling
Walaupun bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terpadu dalam program pendidikan, tetap keduanya
memiliki perbedaan, antara lain :
a.
Dari segi isi kegiatan
Bimbingan
lebih banyak berhubungan pada usaha pemberian informasi dan kegiatan
pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan. Sedangkan konseling merupakan bantuan
yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara konselor dan klien.
b.
Dari segi tenaga penyelenggaran
Bimbingan
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, orang tua, wali kelas dan orang dewasa
lainnya kepada individu yang memerlukannya, sedangkan konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan
kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang
diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
Dengan demikian, jelaslah bahwa konseling merupakan
salah satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara
memberikan bantuan secara individual. Bimbingan tanpa konseling ibarat
pendidikan tanpa pengajaran Kalaupun ada perbedaan di antara keduanya hanyalah
terletak pada tingkatannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan
individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma- norma yang berlaku.
Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu
masalah, hal ini bertujuan untuk mengatasai masalah yang dihadapi. Persamaan
antara bimbingan dengan konseling terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama diterapkan dalam
program sekolah,
sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti
norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan. Perbedaan antara bimbingan dengan konseling terletak pada segi
isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan.
B.
Saran
Bimbingan dan
konseling hendaknya diberikan kepada setiap individu, terutama anak sekolah.
Hal tersebut dilakukan agar dapat memberikan bantuan, dan mengatasi masalah
yang sedang dihadapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Prayitno
dan Erman Amti. 1999. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta
——–.dan
Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Mugiarso, Heru. 2007. Bimbingan dan Konseling. Semarang:
UPT MKK UNNES
www.Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar