Rabu, 13 November 2013

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa arab dengan metode audiolingual



NAMA :Siti Khotijah
NIM    : 2303411001
MATA KULIAH: Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa arab dengan metode audiolingual dengan teknik pengajaran kosakata dan teknik latihan (Drill) yakni kartu passing untuk kelas VII dengan materi/maharah البيت/istima’

A.     LANDASAN
Pembelajaran bahasa arab untuk keterampilan istima’ terkadang banyak tidak disukai siswa. Pembelajaran istima’ yang terkadang monoton, dan hanya itu-itu saja membuat para siswa bosan. Selain itu ada beberapa dari siswa tidak memahami apa yang ada dalam materi kerena kurangnya kosakata yang dimiliki. Siswa hanya dituntut untuk mendengarkan apa yang akan dipelajari untuk hari itu. Dengan kondisi pembelajaran yang monoton, membuat siswa bosan dan tidak begitu tertarik pada pembelajaran istima’. Dengan demikian, siswa tidak mempunyai rasa peduli dan rasa berbagi terhadap siswa yang lain, karena pembelajaran berlangsung secara individualis.
Di era globalalisasi ini telah dicanangkan  pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran. Sikap saling peduli, berbagi, kerja sama, tanggung jawab, kejujuran, disiplin terhadap orang lain diharapkan akan tertanamkan pada tiap individu melalui pendidikan karakter.
B.     HIPOTESA AWAL
Dalam pembelajaran Istima’ dengan metode audiolingual dan teknik latihan drill yakni melalui pembelajaran kosakata bahasa arab dengan kartu passing, siswa dapat percaya diri, komunikatif dan mampu melatih kerja sama antarteman dalam satu kelompok. Sikap kerja sama, peduli terhadap teman, kreativitas, kejujuran, disiplin, kerajinan, ketekunan, belajar, dan percaya diri dapat tercipta dalam pembelajaran istima’.
C.     KARTU PASSING
Tujuan: menjawab dan memahami pertanyaan dari materi yang telah diperdengarkan. Tujuan permainan ini siswa dapat membedakan ujaran vokal panjang/pendek kata-kata Arab yang diperdengarkan, dapat melafalkan kata atau kalimat Arab sesuai dengan makhraj bunyi yang diperdengarkan,  menentukan makna dari wacana lisan secara tepat. Permainan ini dapat melatih para siswa untuk lebih aktif dan sikap kerjasama antar kelompok dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dianggota lawan. Dalam permainan ini mengingat  kembali kosakata yang sebelumnya sudah disudah diperdengarkan, juga memacu siswa menuju belajar lebih giat, aktif, tanggung jawab dan kerja sama yang akan tercipta dengan baik.
D.    Langkah-langkah Kartu Passing
Alat dan bahan : kertas asturo
Cara bermain                :
·        Guru mempersiapkan daftar-daftar soal-soal yang akan diujikan,
·        Siswa dibagi menjadi 3 kelompok,
·        Setiap kelompok mendapat 3 kartu yang berisi pertanyaan yang berbeda dengan nomor punggung sebagai nomor soal, dan nomor kecil di pojok sebagai nomor lawan,
·        Guru menunjuk kelompok A sebagai kelompok pembuka untuk menjawab so’al pertamanya,
·        Selanjutnya kelompok A menunjuk kelompok lain berdasarkan nomor lawan yaitu nomor kecil yang berada di pojok kartu,
·        Dan seterusnya.







Perencanaan Kegiatan Pembelajaran

Description: C:\Users\admin\Pictures\logo-unnes.jpg
MAKALAH
Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Disusun guna memenuhi tugas: Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Ustadzah Nailur Rahmawati




Disusun Oleh:
Siti Khotijah                                                   2303411001
Uswatun Khasanah                                         2303411050

BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang profesional.
Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan dalam mengajar.
Adanya ketidaksinkronan antara tuntutan profesionalisme guru dengan kenyataan, maka seorang guru harus memahami tentang pembelajaran lebih mendalam.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perencanaan kegiatan pembelajaran?
2.      Bagaimanakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran?
3.      Bagaimana kegiatan pembelajaran berdasarkan EEK?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui perencanaan kegiatan pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran berdasarkan EEK.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Perencanaan ialah berhubungan antara apa adanya sekarang dengan bagaimana yang bertalikan dengan kebutuhan, penentuan, tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber .
Seringkali rancangan pengajaran dimulai dengan mengenal tujuan umum yang bersifat lugas suatu sistem sekolah atau lembaga. Program pengajaran dikembangkan dengan harapan dapat mencapai tujuan tersebut dan diantara program tersebut adalah adanya perencanaan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang tidak direncanakan secara baik atau menyebalkan hambatan untuk mencapai hasil-hasil belajar yang diharapkan. Karena itu kegiatan belajar mengajar harus dirancang sedemikian rupa agar proses belajar mengajar berhasil secara optimal, itu sebabnya, antara tujuan instruksional, materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar harus memiliki derajat keberhasilan yang tinggi.
Adapun yang dijadikan dasar untuk merancang kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
ü  Berdasarkan pada tujuan instruksional yang hendak dicapai.
Didalam tujuan instruksional telah tersirat tingkah laku yang ingin dikembangkan, seperti: pengetahuan dan keterampilan, sikap dan nilai. Tujuan-tujuan akan tercapai, jika siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar secara tepat, terarah dan terencana.urutan prioritas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditata sebelumnya. Dalam hal itu menjadi pengaruhuntuk menetukan jenis dan bentuk kegiatan yang perlu atau seharusnya dilakuka baik siswa maupun oleh guru.
ü  Berdasarkan konsep belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ).
Belajar akan berhasil jika siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif. Keterlibatan ini meyebabkan bekerjanya proses mental dan fisik yang lebih banyak. Siswa pada gilirannya akan menyadari, merumuskan sendiri masalahnya, berusaha dan dengan macam kegiatan belajar mengajar yang bervariasi atau menentang, akan memberikan banyak pengalaman belajar kepada mereka. Konsep yang melibatkan keaktifan siswa atau embantu siswa menuju pembentukan pribadi, kegiatan mandiri, percaya diri dan ketergantungan pada diri sendiri.
ü  Bertitik tolak dari kesiapan siswa
Kesiapan belajar adalah kondisi dimana siswa berada dalam siap mental dan fisik untuk melakukan kegiatan belajar. Faktor ini erat hubungannya dengan kematangan intelektual, mental, sosial, emosional siswa disamping kesiapan secara jasmaniah. Dengan kondisi siap tersebut siswa akan lebih terangsang untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan lebih mudah menerima pengalaman-pengalaman baru, serta lebih termotivasi untuk mencari dan menemukan sendiri pengalaman-pengalaman yang bermakna baginya.
ü  Mempertimbangkan sumber-sumber
Sumber-sumber tersebut meliputi kesediaan waktu, biaya, fasilitas, yang kesemuanya digolongkan sebagai unsur-unsur penunjang untuk keberhasilan kegiatan belajar. Faktor ini tidak dapat diabaikan perannya dalam kegiatan belajar mengajar, sering guru lupa merancang kegiatan yang bervariasi, namun tidak memperhatikan kesediaan sumber-sumber penunjang, dengan akibat kegiatan tidak berlangsung sebagaimana mestinya atau dapat juga terjadi kegiatan belajar mengajar cukup sederhana tetapi menyediakan unsur penunjang yang berkelebihan, dengan akibat pemborosan. Karena itu, rancangan kegiatan belajar mengajar disusun hendaknya dengan memperhatikan sumber-sumber ang ada.
Meminjam kata-kata singkat tapi sangat esensial dari buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa inti proses pendidikan adalah pembelajaran. Inilah aktivitas rutin yang dilakukan guru sehari-hari. Agar program yang mereka lakukan lebih terarah, mereka musti tahu kurikulum yang dirilis pemerintah. Informasi dari kurikulum itulah sebagai bahan mereka untuk menyusun silabus dan rencana pembelajaran. Guru selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas teknik menyangkut pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga informasi tentang standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami menegaskan bahwa perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul majid mengemukakan beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.      Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.      Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.      Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.      Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5.      Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.      Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Melihat manfaat di atas, maka perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para guru, sesuai tujuannya yaitu agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
Peran penting perencanaan pembelajaran dapat terlihat ketika mengamati keadaan yang mungkin terjadi ketika diterapkannya perencanaan pembelajaran oleh seorang guru atau sebaliknya.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
  1. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan siswa lulus ujian dengan skor yang terbaik.
  2. Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara penyampaiannya,
  3. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga materi akan mudah dipahami oleh siswa.
  4. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan.
  5. Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa, bahkan memungkinkan para siswa dapat menjawab semua soal dengan tepat.
Berdasarkan lima kemungkinan positif di atas, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan perencanaan pembelajaran yang baik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan ini akan mendorong siswa dan guru untuk mengembangkan prestasinya di bidang pendidikan lebih baik lagi. Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru tidak melakukan perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
  1. Guru tidak akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga memungkinkan target penyampaian materi yang berdasarkan Standar Kompetensi tidak akan tercapai, bahkan memungkinkan siswa tidak lulus dalam ujian.
  2. Guru tidak menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara penyampaiannya, sehingga selain materi akan sulit dipahami oleh siswa, juga akan memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan, baik dalam materi maupun penyampaiannya.
  3. Guru tidak akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga memungkinkan akan menghambat daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan.
  4. Guru tidak memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan siswa mengalami kejenuhan karena kurangnya daya kreativitas guru dalam mengajar.
  5. Guru tidak akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa, bahkan memungkinkan para siswa tidak dapat menjawab soal-soal dengan tepat (mungkin juga mendapatkan skor di bawah standar minimal).
Berdasarkan lima kemungkinan negatif di atas, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa proses belajar mengajar tanpa perencanaan pembelajaran yang baik tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegagalan ini akan menimpa pada siswa dan guru dalam mengembangkan prestasinya di bidang pendidikan.
2.2  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Penentuan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalaui langkah-langkah kerja sebagai berikut:
2.11          Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan yang terkandung dalam tujuan sebagai indikator hasil belajar yang diharapkan, aspek-aspek kemampuan meliputi: pengetahuan ( kognitif ), keterampilan, sikap dan nilai ( afektif ) dari segi kondisi siswa, kemampuan guru, fakto-faktor luar yang mungkin berpengaruh dan dapat dilaksanakan?
2.12          Apakah kegiatan belajar mengajar itu memungkinkan tercapainya tujuan instruksional secara optimal?
2.13          Apakah kegiatan-kegiatan belajar mengajar tersebut bersifat luwes, dinamis dan senantiasa dapat disesuaikan dengan kebutuhan instruksional?
Produk ( tingkah laku yang dihasilkan ), eksploratik (pengalaman luar sekolah). Itu sebabnya setiap guru memahami benar tentang teori belajar, pendekatan tujuan pendidikan misalnya tujuan pendidikan berdasarkan taxonomi bloom dan kawan-kawan. Yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk menentukan hasil belajar.
2.14          Mengidentifikasikan perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak dicapai, yang meliputi perilaku-perilaku yang spesifik, yang diamati dan terukur.
Umumnya tercakup dalam tujuan instruksional khusus ( TIK ).
v  Mengidentifikasikan meteri pelajaran dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan. Didalam materi terkandung aspek-aspek pengetahuan yang terdiri dari konsep, prinsip, fakta dan prosedur, serta keterampilan yang terdiri dari keterampilan reproduktif dan keterampilan produktif, materi pelajaran mengacu kepada buku sumber wajib, misalnya buku paket.
v  Mengidentifikasikan strantegi pelajaran dengan berpedoman pada pokok bahasan didalam nateri terkandung aspek-aspek pengetahuan yang terdiri dari keterampilan produktif. Materi pelajaran mengacu kepada buku sumber wajib, misalnya buku paket.
v  Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang sudah dipilih. Kegiatan-kegiatan yang dirumuskan pada hakikatnya mencakup kegiatan siswa dan kegiatan guru atau dirumuskan dalam kesatuan kegiatan yang mencakup kedua jenis kegiatan tetu saja rumusan kegiatan hendaknya disusun berdasarkan prinsip koherensi, kelayakan, ketepatgunaan dan keberhasilan serta keluwesan.
v  Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut selanjutnya perlu diadakan penilaian
Kegiatan pembelajaran adalah tugas-tugas akademik yang mendorong siswa berunjuk kerja kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Kegiatan adalah apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru. Setiap kegiatan pembelajaran dapat dibagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
a.      Rancangan kegiatan awal
Pada saat seorang guru memperkenalkan topik baru, siswa harus dibantu dalam memahami topik tersebut dalam konteks keseluruhan pengajaran. Kegiatan awal dari suatu pelajaran dapat membantu siswa dalam hal sebagai berikut:
Ø  Mengaitkan hal-hal yang pernah dipelajari dengan hal-hal baru
Ø  Memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami topik secara keseluruhan sebelum mempelajari hal-hal yang terkandung dalam topik secara rinci.
Ø  Menumbuhkan hasrat ingin tahu siswa dan merangsang perhatian dan hasrat belajar secara terus-menerus.
Ø  Menyadarkan siswa akan apa yang diharapkan guru dari siswa selama membahas topik tersebut, disamping menyampaikan tujuan pembelajaran
b.      Rancangan kegiatan inti
Banyak ragam konsep dan pemikiran tentang bagaimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada yang melihat sebagai suatu siklus pelajaran, ada yang merumuskan ke dalam langkah-langkah berstruktur, dan ada yang menekankan kepada model. Semua itu dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal-hal berikut.
*      Mengantarkan siswa kepada informasi atau keterampilan baru
*      Mendorong siswa untuk mengkaji ulang informasi atau keterampilan sebelumnya
*      Memungkinkan siswa mampu melihat kekurangan pada proses belajar sebelumnya dan mengisi kekurangan itu
*      Mendorong siswa untuk memperkuat proses fisik, kognitif, sosial, maupun afektif.
*      Mendorong siswa untuk menghasilkan, mengorganisasikan, dan menyatakan informasi baru itu dalam cara-cara yang kreatif
*      Mendorong siswa untuk memperkirakan dan memikirkan gagasan yang belum dikembangkan serta masalah yang belum terpecahkan.
c.       Kegiatan penutup
Pada kegiatan ini, guru membimbing siswa untuk merumuskan ikhtisar yang bertujuan untuk:
ü  Mengkaji ulang materi yang telah diajarkan
ü  Merefleksikan pembelajaran yang menggambarkan kumpulan pengalaman belajar siswa
ü  Memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan datang. 
2.3  Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan EEK
A.     Pengertian EEK (Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi)
a.      Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary).Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis eksplorasi : (1) Melibatkan peserta didik mencari informasi (topik tertentu), (2) Menggunakan beragam pendekatan ,media dan sumber belajar,(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik.
b.      Elaborasi
Elaborasi adalah kegiatan inti pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis Elaborasi :
v  Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu,
v  Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas,
v  Memberi kesemptan siswa untuk berpikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.,
v  kooperatif,
v  berkompetisi secara sehat,
v  Membuat laporan.
c.       Konfirmasi
Konfirmasi merupakan tahap akhir dari pembelajaran. Pada bagian ini guru memberikan feedback terhadap para peserta didik.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis konfirmasi : (1) Guru memberi umpan balik positip terhadap hasi belajar anak didik,(2) Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi peserta didik, (3) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi pengalamn belajarnya.
B.     Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.   Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a)      Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
Ø  Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
Ø  Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
Ø  Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
Ø  Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b)      Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
v  Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
v  Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
v  Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Ñ memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
Ñ memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
Ñ memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
Ñ  memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang    bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
·        berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
·        membantu menyelesaikan masalah;
·          memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
·        memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
·         memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
v  Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
à   bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
à   melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
à   memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
à   merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
à   menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.



BAB III
PENUTUP
Simpulan
a.       ) Dasar perencanaan keiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.        Berdasarkan pada tujuan instruksional yang hendak dicapai
b.      Berdasarkan konsep belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif )
c.        Bertitik tolak dari kesiapan siswa
d.      Mempertimbangkan sumber-sumber
4) Prosedur penetuan KBM adalah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan
b.      Mengidentifikasikan perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak dicapai
c.       Mengidentifikasikan meteri pelajaran
d.      Mengidentifikasikan strantegi pelajaran
e.       Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar


Daftar Pustaka
Pidarta, Made. 2005. Perencanaan Pendidikan Partisipasi dengan pendidikan sistem. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Harjanto. 2005. Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.