LAPORAN HASIL OBSERVASI DI MTs. SUDIRMAN
BANTAL
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab
Dosen Pengampu:
Darul Qutni,
S.Pd.I., M.S.I
Disusun Oleh:
Siti Khotijah 2303411001
BAHASA DAN
SASTRA ASING
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum.
Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka
didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui
pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan
dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan
itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen
kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.
Program pendidikan yang telah dikeluarkan pemerintah tentang
kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum.
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran
yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami
dan mengungkapkan informasi , pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya. Sesuai dengan fungsinya sebagai alat
untuk menyampaikan dan menyerap gagasan-gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan
baik secara lisan maupun tertulis, maka kurikulum ini dipersiapkan untuk
pencapaian keterampilan dasar awal berbahasa Arab peserta didik, dengan
didukung unsure-unsur/aspek-aspek kebahasaan seperti: istima’/mendengarkan,
kalam/berbicara, qira’ah/membaca dan kitabah/menulis. Area pelajaran utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat
aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan.
Berdasarkan
uraian diatas, maka dalam hal ini penulis akan memaparkan hasil observasi yang
terkait dengan hal tersebut. Ada pun laporan secara terperinci adalah sebagai
berikut.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
Apa corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
2.
Apa tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
3.
Bagaimana materi bahasa Arab dalam penyampaian materi empat keterampilan berbahasa
Arab dan tiga unsur bahasa Arab di
MTs. Sudirman Bantal?
4.
Bagaimana organisasi kurikulum bahasa Arab MTs. Sudirman Bantal?
5.
Bagaimana implementasi kurikulum bahasa Arab MTs. Sudirman Bantal?
6.
Apa saja problematika kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
7.
Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs.
Bantal?
8.
Bagaimana kurikulum yang ideal?
1.3
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari diadakannya observasi ini
adalah untuk mengetahui kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman
Bantal.
2.
Untuk mengetahui tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman
Bantal.
3.
Untuk mengetahui materi bahasa Arab dalam penyampaian materi empat
keterampilan berbahasa Arab dan tiga unsur bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
4.
Untuk mengetahui organisasi kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman
Bantal.
5.
Untuk mengetahui implementasi kurikulum bahasa Arab di MTs.
Sudirman Bantal.
6.
Untuk mengetahui problematika kurikulum bahasa Arab di MTs.
Sudirman Bantal.
7.
Untuk mengetahui cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs.
Sudirman Bantal.
8.
Untuk mengetahui s kurikulum yang ideal.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Corak Kurikulum
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai
dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”. Pengertian ini termasuk juga
dalam pandangan klasik, dimana disini lebih ditekankan bahwa kurikulum
dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah yang mencakup
pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah
kurikulum.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan
kurikulum seperti kurikulum SD dengan nama “Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat”
tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang
diberikan pada kelas I s.d. kelas VI.
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya
“Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah
untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar
sekolah”. Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan
diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.Dari berbagai
pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan
modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu
pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
2.2 Tujuan
Kurikulum
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah
untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan
kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus
tujuan diterapkan KTSP adalah:
ü Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
ü Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengan bilan keputussan
bersama.
ü Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan
Kurikulum Bahasa Arab MI, MTs, MA
a.
Tujuan
Kurikulum Bahasa Arab MI/SD
·
menghargai dan membanggakan bahasa Arab MI sebagai
bahasa persatuan dan kesatuan umat islam
·
memahami bahasa Arab dari segi bentuk, maka, dan
fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam bermacam-macam
tujuan;
·
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Arab untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan sosial
·
memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa
·
mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
pengembangan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa
·
menghargai dan mengembangkan sastra
bahasa Arab sebagai khasanah budaya dan intelektual.
b.
Tujuan Kurikulum Bahasa Arab SMP/MTs
Kurikulum
bahasa Arab di SMP/MTs memiliki tujuan agar para siswa berkembang dalam hal:
·
Kemampuan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik;
·
Berbicara
secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan
informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk
kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan;
·
Menafsirkan isi
berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan
yang beragam, interaktif, dan menyenangkan;
·
Menulis kreatif
meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi,
mengungkapkan pikiran dan perasaan;
·
Menghayati dan
menghargai karya sastra; dan kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks
secara kritis.
c.
Tujuan Kurikulum Bahasa Arab SMA/MA
Secara umum, pengajaran bahasa Arab di SMA bertujuan
agar siswa mengenal bahasa Arab, menyenanginya, dan menyadari urgensinya bagi
peningkatan kualitas hidupnya. Tujuan ini tercermin pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis.
Secara operasional, melalui pembelajaran
bahasa Arab siswa diharapkan dapat:
·
mengetahui perbedaan huruf yang membedakan arti dan
memahami perintah sederhana, sistem bilangan, dan kosa kata kunci tentang
makanan, minuman, pakaian, ibadah haji, dan anggota keluarga yang tersaji pada
kalimat, paragraf, atau teks sederhana;
·
mengungkapkan gagasannya kepada orang lain berkenaan
dengan identitas diri, lingkungan, sekolah, waktu, hari raya keagamaan,
kesehatan, kegiatan ekonomi, dan jenis profesi tertentu yang tersaji pada
kalimat sederhana yang komunikatif;
·
membaca teks yang bersyakal lengkap, memahami kosa kata
kunci dari teks dengan tema tertentu, dengan menggunakan kamus, dan
menyimpulkan makna yang terdapat dalam kalimat, paragraf, atau teks yang
sederhana;
·
menulis berbagai huruf hijaiyah, menulis kosa kata atau
ungkapan singkat berkenaan bilangan, ungkapan hikmah, nama hari, nama bulan,
serta dapat menggunakan tanda baca utama bahasa Arab serta dapat mengungkapkan
gagasannya secara tertulis dan dalam bentuk kalimat yang sederhana tetapi
komunikatif; dan
·
menyenangi bahasa Arab, menghargai nilai-nilai keagamaan yang
terkandung dalam tema tertentu, menyukai penggunaan ungkapan hikmah, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Materi Bahasa
Arab
Bahan atau materi kurikulum (Curriculum
Materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum. Bahan atau materi kurikulum yang berhubungan
dengan pertanyaan apakah yang harus diajarkan dan dipahami oleh siswa?masalah
ini sangat erta kaitannya dengan tujuan pendidikan yang harus dicapai. Materi
kurikulum merupakan salah satu komponen dalam pengembangan kurikulum. Bahan
atau materi kurikulum sama pentingnya dengan merumuskan kurikulum itu sendiri.
1.
Kurikulum
ini menerapkan pendekatan kompetensi sebagai pendekatan
pembelajaran. Berikut adalah berapa konsep penting yang mendasari pendekatan
ini.
a. Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui tata bahasa dan kosakata. Dengan
demikian, ungkapan komunikatif, kosakata, pelafalan, tata bahasa dan ejaan
berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran,
pendapat, dan perasaan.
b. Makna ditentukan oleh lingkup
kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan
kompetensi terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas
budaya.
c. Makna dapat diwujudkan melalui
ungkapan yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu ungkapan dapat
mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan itu
digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan
dan tulisan.
d. Belajar bahasa asing adalah
belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik
secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh
pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e. Motivasi belajar siswa merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Kadar motivasi
ini banyak.
f.
Bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan
dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depan siswa. Oleh
karena itu faktorfaktor tersebut harus dijadikan pertimbangan pengambilan
keputusan pengajaran dan pembelajaran agar lebih bermaknabagi siswa.
g. Dalam proses belajar mengajar,
siswa harus diperlakukan sebagai subjek utama, dan bukan sebagai objek belaka
dan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berbahasanya.
2.
Penerapan
konsep-konsep di atas dalam pengajaran bahasa asing menyiratkan hal-hal
berikut:
a. Unsur-unsur bahasa, yaitu
kosakata, ungkapan komunikatif, pelafalan, tata bahasa, ejaan, hendaknya
disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih
bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya
siswa.
b. Pembelajaran unsur-unsur bahasa
ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan
berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan bukan untuk
kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri. Dalam proses belajar
mengajar, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan
secara tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
c. Dalam proses belajar mengajar
keempat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh
sebab itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu.
d. Peserta didik harus dilibatkan
dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu
untuk:
a)
mengembangkan
diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya;
b)
mendorong
siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang berkepribadian
Indonesia; dan
c)
mengembangkan
keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.
3.
Perkembangan
teknologi komunikasi dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar bahasa
asing. Teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak dan elektronika. Media
cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain. Sedangkan
media elektronika meliputi komputer, televisi, radio, internet, VCD, CD, dan
lain-lain. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi yang ditampilkan
dalam bahasa asing yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan
membaca. Melalui televisi dan radio, siswa dapat meningkatkan kemampuan
mendengarkan dan berbicara, sedangkan dengan menggunakan komputer siswa dapat
mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.
2.4 Organisasi
Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran
yang akan diajarkan atau disampaikan kepada murid atau merupakan suatu cara
menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah
siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan
kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses
pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif
dan optimal.
2.5
Implementasi Bahasa Arab
Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya,
kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pennantiasa dilakukan penyesuaian
terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan
intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup
tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi.
1.
Pengembangan
program mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian.
Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
2.
Pelasanaan
pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik tersebut.
3.
Evaluasi proses
yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta
penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh
untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.
Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai
tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara
otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik yang ideal
maupun actual.
2.6 Problematika
Kurikulum Bahasa Arab
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum
di Indonesia:
1. Kurikulum Indonesia
Terlalu Kompleks
Jika dibandingkan dengan kurikulum di negara
maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan
berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang
harus dikuasainya. Ssiswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar
materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan
memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih untuk
mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materi tersebut.
Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan
potensinya, daya saing siswa akan berkurang.
2. Seringnya Berganti
Nama
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami
perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata.
Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari
perubahan kurikulum Indonesia. Bahkan, pengubahan nama kurikulum mampu dijadikan
sebagai lahan bisnis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pengubahan nama kurikulum tentulah memerlukan
dana yang cukup banyak. Apabila diluhat dari sudut pandang ekonomi, alangkah
baiknya jika dana tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih
berpotensi untuk kemajuan pendidikan.
3.
Kurang Lengkapnya Sarana dan Prasarana
Berjalannya suatu kurikulum akan sangat
bergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki. Sementara,
apabila kita terjun langsung ke tempat, maka akan kita dapati masih banyaknya
sekolah yang masih belum memiliki sarana yang lengkap.
4.
Kurangnya Pemerataan Pendidikan
Meninjau mengenai sarana dan prasarana, hal ini
berkaitan dengan kurangnya pemerataan yang dilakukan Mendiknas. Selain itu,
pemerataan pendidikan juga ditinjau dari segi Satuan Tingkat Perdidikannya. Hal
ini berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah pada Tingkat Satuan
Pendidikan tertentu.
5.
Kurangnya Partisipasi Siswa
Siswa kurang mampu mengeluarkan potensi dan
bakatnya. Hal ini karena siswa cenderung pada ketakutan akan guru karena
pengenalan selintas materi tanpa berusaka mengembangkan materi (pasif). Siswa
hanya terpaku pada materi yang diajarkan oleh guru tanpa adanya rasa ingin
berusaha untuk mengembangkan potensinya.
2.7 Evaluasi
Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh
suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau
keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi
pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam
kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan
suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala
berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat
antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran
merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah
proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang
bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi
pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi
pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk
mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta
keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran
dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan
atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila
ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi
konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui
tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan
atas lima jenis evaluasi :
1.
Evaluasi
diagnostik
Evaluasi
diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan
siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2.
Evaluasi
selektif
Evaluasi
selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.
Evaluasi
penempatan
Evaluasi
penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4.
Evaluasi formatif
Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan
proses belajar dan mengajar.
5.
Evaluasi
sumatif
Evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
belajar siswa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Corak Kurikulum Bahasa Arab
Berdasarkan observasi
yang telah dilaksanakan untuk mata pelajaran bahasa arab kelas VII di MTs.
Sudirman Bantal, menganut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
merupakan kurikulum bercorak modern dimana proses pembelajaran ataupun
pengajaran yang berlangsung tidak hanya
terbatas pada mata pelajaran tetapi menyangkut pengalaman di luar sekolah
sebagai kegiatan pendidikan dan penunjang wawasan keilmuanya. Ditunjang dengan
status akreditasi sekolah tersebut, maka bahasa arab dipelajari dan
dikembangkan sesuai dengan rencana yang terorganisir oleh guru yang
bersangkutan. Dan harapanya para siswa tidak merasa monoton atau pun bosan
karena proses pembelajaran tidak hanya menyangkut pembelajaran bahasa arab di
kelas saja namun juga segala aspek pembelajaran diluar kelas sana.
3.2
Tujuan Kurikulum Bahasa Arab
a.
Tujuan umum
pendidikan di MTs. Sudirman Bantal diwujudkan dalam upaya untuk pengembangan
potensi kepribadian peserta didik yang meliputi :
a)
Pengembangan
iman, yang diaktualkan dalam ketaqwaan kepada Alloh SWT.
b)
Pengembangan
cipta, untuk mengembangkan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup material,
pengembangan kecerdasan untuk senantiasa menggali ilmu pengetahuan sepanjang
hayat, dan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
lokal dan global.
c)
Pengembangan
karsa, untuk menciptakan perilaku peserta dididik yang baik (etika, akhlak, dan
moral).
d)
Pengembangan
rasa, untuk menciptakan peserta didik yang memiliki perasaan yang halus
(apresiasi seni, persepsi seni, dan kreasi seni).
e)
Pengembangan karya,
untuk menjadikan manusia yang terampil dan memiliki motivasi untuk cakap
teknologi yang berhasil guna.
f)
Pengembangan
hati nurani dalam rangka memberikan latihan untuk memberikan pertimbangan dalam
membuat sebuah kebijakan.
b.
Tujuan khusus
dari penyelenggaraan pendidikan di MTs Sudirman Bantal adalah
menyelenggarakan proses pendidikan bagi para siswa sehingga memiliki kemampuan
dalam :
a)
Pengetahuan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan dasar-dasar ilmu agama melalui mata
pelajaran agama (Aqidah Akhlaq, Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam)
dan melalui mata pelajaran mulok Aswaja (Ahlussunnah wal jama’ah), maupun
melalui kegiatan pengembangan diri bidang agama.
b)
Pengetahuan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
c)
Melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan dan keinginan
untuk melaksanakan belajar sepanjang hayat.
d)
Melaksanakan
dan berbuat secara efektif
e)
Hidup bersama
dan berguna bagi orang lain.
f)
Membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
c.
Untuk tujuan kurikulum bahasa Arab tersendiri memiliki tujuan, sebagai berikut:
v Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang
mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam),
membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
v Menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk
menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran
Islam.
v Mengembangkan
pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas
cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki
wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
3.3
Materi Bahasa Arab
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Subari selaku guru pengampu
bahasa Arab, materi pelajajaran bahasa Arab masih menggunakan Buku Kurikulum
dari Depag. Dengan alasan dalam buku tersebut dilengkapi dengan materi khiwar,
qira’ah, kitabah, insya’, dan qawaid. Buku yang menjadi pegangan bagi guru
dan siswa ialah “Fasih Berbahasa Arab 1 oleh Darsono- T. Ibrahim “. Namun tidak
menutup kemungkinan bagi guru untuk menggunakan referensi buku lain. Referensi
buku ini untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Buku yang menjadi yang menjadi
referensi ini pun beragam mulai dari LKS dan sumber-sumber lain dari perpus.
Pembelajaran dan pengajaran mata
pelajaran bahasa arab kelas VII di MTs Sudirman Bantal, menggunakan bahan
ajar/buku paket Bahasa Arab MTs, pengarang Darsono dan T. Ibrahim penerbit PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo 2008. Secara aplikasi belum mencakup empat
ketrampilan berbahasa yaitu ( mendengar/menyimak, membaca, menulis dan
berbicara) hal tersebut terlihat pada materi dan evaluasi yang diberikan kepada
para siswa-siswinya.dan beberapa kendala terkait pemahaman siswa.
v Mendengar/menyimak.
Secara umum
ketrampilan menyimak sudah mencakup dalam mata pelajaran bahasa arab di kelas VII MTs Sudirman Bantal seperti kemampuan
siswa untuk memahami bunyi / ujaran dalam bahasa arab dengan baik dan
benar-benar. Menurut guru yang bersangkutan disana memang benar-benar diajarkan
mulai dari awal yaitu pengenalan huruf-huruf hijaiyah, dan kata-kata dalam
bahasa arab. Dimaksudkann agar mereka dapat dengan mudah membedakann setiap
fonem. Biasanya hal ini dilakukan melalui kaset-kaset rekaman yang sengaja
disediakan oleh gurunya,
v Membaca
(Qiro’ah).
Pada kemahiran
membaca di MTs Sudirman Bantalmemang mengalami kendala, dimana tinngginya
perbedaan tingkat pemahaman siswa dalam membaca tulisan bahasa arab. Jadi hal
ini menjadi focus utama pengajar, karena membaca merupakan proses utama dalam
memproduksi sebuah bahasa.
v Menulis
(Kitabah)
Ketrampilan
menulis di MTs Sudirman Bantalsudah mencakup dalam mata pelajaran bahasa Arab,
hal ini jelas dilakukan karena mengingat banyaknya siswa yang belum bisa
menullis huruf hijaiyah. Jadi ketrampilan menulis yang diajarkan di MTs
Sudirman Bantal semuanya terlepas dari ilmu dan pemahaman gramatika.
Dimaksudkan agar siswa dapat menulis secara mendasar terlebih dahulu baru
kemudian menulis dengan menyesuaikan gramatika yang sudah ditentukan.
v Berbicara
(Kalam)
Ketrampilan berbicara tidak mencakup dalam mata pelajaran bahasa
arab MTs Sudirman Bantal. Hal ini sebelumnya pernah dilakukan atau uji coba
namun karena beberapa kendala. Jadi suit dilakukan, mengingat keterbatasan
waktu yang diberikan jadi untuk mengefektifkan waktu di alihkan untuk hal lain.
Bahwsanya ketrampilan menyimak memang erat kaitanya dengan ketrampilan
berbicara. Dimana ketrampilan ini merupakan komunikasi dua arah, siswa mampu
mengungkapakan maksud yang tersirat dengan pengembangan bahasa sendiri. Padahal
dalam ketrampilan menyimak siswa masih diajarkan setiap huruf-huruf hijaiyah
agar mampu membedakan makhraj huruf yang ada.
3.4
Organisasi Kurikulum Bahasa Arab
Di MTs Sudirman Bantal mata pelajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran
pokok bukan muatan lokal. Daat dikatakan bahwa organisasi kurikulum yang
dipakai MTs. MTs Sudirman Bantal adalah mata pelajaran terpisah (isolated subject)
yakni kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang
diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.
Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,
kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama.
3.5
Implementasi Kurikulum Bahasa Arab
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa implementasi KTSP MTs Sudirman Bantal selalu
mengikuti informasi tentang kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Adapun dalam
pelaksanaanya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) MTs Sudirman Bantal
bersifat menyeluruh yaitu mulai dari potensi yang dimiliki dari setiap peserta
didik dan pengajar (personal) mulai dari bentuk pengajaran yang dilakukan
sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan sampai bentuk aktifitas atau ekstra
kurikuler yang dikembangkan di MTs Sudirman Bantal.
Berdasarkan
observasi lapangan dan kajian pada perangkat pembelajaran mata pelajaran bahasa
arab kelas VII di MTs Sudirman Bantal yangmana dalam perangkat pembelajaran
tersebut Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah sesuai dengan
silabus yang diberikan dari pemerintah. Jadi guru hanya mengolah SK dan KD
untuk diubah ke dalam Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun dalam RPP sudah cukup lengkap yang
meliputi SK, KD, Tujuan Pembelajaran, Materi, dan kegiatan pembelajaran.
3.6
Problematika Kurikulum Bahasa Arab
Setiap proses
kehidupan apapun, pasti mengalami kendala-kendala yang dihadapi,.begitu pun
dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa arab kelas VII di MTs. Sudirman
Bantal. Adapun permasalahan tersebut adalah :
Guru :
·
Keterbatasan waktu untuk mata pelajaran bahasa Arab yaitu hanya 45
menit dalam seminggu.
·
Guru bahasa Arab tidak dari bahasa Arab namun dari guru PAI.
·
Terbatasnya jumlah guru mata pelajaran bahasa arab yaitu hanya 1
(satu) orang. padahal maple bahasa arab berlaku untuk semua kelas VII sampai IX
·
Terbatasnya jumlah media pembelajaran khusus dalam pembelajaran
bahasa arab di sana, jadi masih terkesan monoton.
Siswa :
Hampir semua siswa kelas VII di MTs. Sudirman Bantal berasal dari
SD jadi tidak ada yang mempunyai basic bahasa arab.
Sebagian siswa ada yang baru mengenal tulisan arab bahkan ada yang
tidak mampu membaca tulisan arab. Jadi proses pembelajaran harus dimulai dari
awal.
Tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama dalam pembelajaran
bahasa arab.
3.7
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam
mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar qira’ah siswa MTs. Sudirman
Bantal, yaitu dengan melalui tes prestasi belajar atau ujian. Adapun jenis
evaluasinya adalah ulangan harian yang dilaksanakan setelah selesai mempelajari
satu tema bacaan, ujian MID semester yang dilaksanakan pada pertengahan
semester, dan ujian akhir yang dilaksanakan pada akhir semester.
Dan untuk
pelaksanaannya, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Subari, bahwasannya
setelah menyelesaikan setiap satu bahasan atau bab langsung diberikan
ulangan/tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa.
Dan selanjutnya untuk pelaksanaan ujian mid dan ujian semester ditentukan oleh
pihak sekolah. Adapun materi yang diujikan adalah materi yang telah diajarkan
selama masa pembelajaran satu semester.
Dalam evaluasi pembelajaran bahasa arab di MTs. Sudirman Bantal,
menggunakan teknik dan bentuk yang berbeda-beda dalam setiap ketrampilan
bahasanya.
v Mendengar
Pada keterampilan mendengarkan evaluasi yang dilakukan adalah
dengan menggunakan tes tertulis, ketika guru atau menggunakan media dalam
mendengarkan ucapan setiap huruf hijaiyah kemudian siswa menuliskanya kembali
dalam bentuk tulisan. Atau dilain kesempatan juga menggunakan tes lisan,
setelah pengucapan kemudian diucapkan kembali oleh siswa.
v Berbicara
Evaluasi yang digunakan untuk keterampilan berbicara adalah meminta
siswa untuk mengulas kembali bacaan yang sudah dibaca bersama teman-temanya.
Atau bisa juga dengan meminta siswa untuk melakukan dialog secara berpasangan.
v Membaca
Untuk ketrampilan membaca adalah dengan meminta siswa untuk membaca
sebuah teks dalam satu tema namun beda teks, siswa maju satu persatu secara
bergantian membaca beberapa baris.
v Menulis
Dalam ketrampilan menulis evaluasi disesuaikan dengan materi yang
diajarkan dan dengan menggunakan jenis tes tertulis seperti tes melengkapi
kalimat, menjodohkan pasangan kalimat yang pas, mencocokkan kata, membuat
kalimat dengan kata yang sudah disediakan dan lain-lain.
3.8
Kurikulum Bahasa Arab yang Ideal
Menurut
saya kurikulum ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional sehinga terjadi korelasi yang berati dan terintegrasi dengan baik.
Interpretasi dari kurikulum yang ideal adalah kurikulum tersebut mampu memjawab
kebutuhan siswa. Sehingga tercipta perubahann yang signifikan. Kurikulum
bukanlah suatu system pendidikan yang tiap tahun musti dirombak dan segera
dicekokakan pada semua siswa. Berikanlah waktu untuk dapat mengukur sejauh mana
kurikulum mampu menjawab tanntangaan global.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan observasi dan kajian
data yang telah dilakukan oleh peulis, maka dapat disimpulkan bahwasanya adalah
:
·
Kurikulum yang digunakan oleh MTs. Sudirman Bantal dalam mata
pelajaran bahasa arab bercorak modern yaitu menganut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
·
Dalam pengajaran empat ketrampilan berbahasa, belum mencakup semua
hal ini karena pada ketrampilan membaca dan menulis masih sangat sulit untuk
dilakukan mengingat kondisi siswa yang belum mengenal huruf hijaiyah dan
tingkat motivasi yan tidak seimbang.
·
Untuk evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab menggunakan teknik
tertulis dan berbicara satu persatu menghadap gurunya. Disesuaikan dengan
ketrampilannya.
·
Permaslahan dalam pembelajaran bahasa arab di Sekolah tersebut
adalah keterbatasan alokasi waktu, jumlah guru bahasa arab yang ada, tingkat
motivasi siswa yan berbeda-beda.
3.2
Saran
Saran dalam kegiatan observasi dan kajian perangkat pembelajaran
ini adalah, bahwa dibutuhkan kekreatifitasan dan keinovativan yang tinggi dalam
menyusun dan merencanakan pelaksanaaan pembelajaran sehingga waktu yang sinkat,
guru yang terbatas dapat teratasi dan murid pun merasa senann beajar bahasa
arab,
LAMPIRAN
siiipp... ai like ... :)
BalasHapuswaaahhh sangat bagus. tapi sayangnya referensinya tidak dicantumkan..
BalasHapussyukron kak,
BalasHapusbisa d share kan daftar pustakanya kak??