Rabu, 13 November 2013

LAPORAN HASIL OBSERVASI TELAAH KURIKULUM



Description: E:\My Privasi\Pictures\Logo Kampus\logo unnes kuning.jpg
LAPORAN HASIL OBSERVASI DI MTs. SUDIRMAN BANTAL
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I








Disusun Oleh:
Siti Khotijah                                                   2303411001

BAHASA DAN SASTRA ASING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain.
Program pendidikan yang telah dikeluarkan pemerintah tentang kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.  Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.  Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum.
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi , pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk menyampaikan dan menyerap gagasan-gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis, maka kurikulum ini dipersiapkan untuk pencapaian keterampilan dasar awal berbahasa Arab peserta didik, dengan didukung unsure-unsur/aspek-aspek kebahasaan seperti: istima’/mendengarkan, kalam/berbicara, qira’ah/membaca dan kitabah/menulis. Area pelajaran utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.  Keempat aspek tersebut saling berhubungan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam hal ini penulis akan memaparkan hasil observasi yang terkait dengan hal tersebut. Ada pun laporan secara terperinci adalah sebagai berikut.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apa corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
2.      Apa tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
3.      Bagaimana materi bahasa Arab dalam penyampaian materi empat keterampilan berbahasa Arab dan tiga unsur bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
4.      Bagaimana organisasi kurikulum bahasa Arab MTs. Sudirman Bantal?
5.      Bagaimana implementasi kurikulum bahasa Arab MTs. Sudirman Bantal?
6.      Apa saja problematika kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal?
7.      Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs. Bantal?
8.      Bagaimana kurikulum yang ideal?
1.3  Tujuan Kegiatan
Tujuan dari diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui corak kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
2.      Untuk mengetahui tujuan kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
3.      Untuk mengetahui materi bahasa Arab dalam penyampaian materi empat keterampilan berbahasa Arab dan tiga unsur bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
4.      Untuk mengetahui organisasi kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
5.      Untuk mengetahui implementasi kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
6.      Untuk mengetahui problematika kurikulum bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
7.      Untuk mengetahui cara mengevaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs. Sudirman Bantal.
8.      Untuk mengetahui s kurikulum yang ideal.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1  Corak Kurikulum
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”. Pengertian ini termasuk juga dalam pandangan klasik, dimana disini lebih ditekankan bahwa kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah yang mencakup pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti kurikulum SD dengan nama “Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat” tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I s.d. kelas VI.
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar  yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
2.2  Tujuan Kurikulum
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah:
ü  Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
ü  Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengan bilan keputussan bersama.
ü  Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan Kurikulum Bahasa Arab MI, MTs, MA
a.       Tujuan Kurikulum Bahasa Arab MI/SD
·        menghargai dan membanggakan bahasa Arab MI sebagai bahasa persatuan dan kesatuan umat islam
·        memahami bahasa Arab dari segi bentuk, maka, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam bermacam-macam tujuan;
·        memiliki kemampuan menggunakan bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan sosial
·        memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa
·        mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk pengembangan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa
·        menghargai dan mengembangkan sastra bahasa Arab sebagai khasanah budaya dan intelektual.
b.      Tujuan Kurikulum Bahasa Arab SMP/MTs
Kurikulum bahasa Arab di SMP/MTs memiliki tujuan agar para siswa berkembang dalam hal:
·        Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik;
·        Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan;
·        Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan;
·        Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan;
·        Menghayati dan menghargai karya sastra; dan kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis.
c.       Tujuan Kurikulum Bahasa Arab SMA/MA
Secara umum, pengajaran bahasa Arab di SMA bertujuan agar siswa mengenal bahasa Arab, menyenanginya, dan menyadari urgensinya bagi peningkatan kualitas hidupnya. Tujuan ini tercermin pada  keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Secara operasional, melalui pembelajaran bahasa Arab siswa diharapkan dapat:
·        mengetahui perbedaan huruf yang membedakan arti dan memahami perintah sederhana, sistem bilangan, dan kosa kata kunci tentang makanan, minuman, pakaian, ibadah haji, dan anggota keluarga yang tersaji pada kalimat, paragraf, atau teks sederhana;
·        mengungkapkan gagasannya kepada orang lain berkenaan dengan identitas diri, lingkungan, sekolah, waktu, hari raya keagamaan, kesehatan, kegiatan ekonomi, dan jenis profesi tertentu yang tersaji pada kalimat sederhana yang komunikatif;
·        membaca teks yang bersyakal lengkap, memahami kosa kata kunci dari teks dengan tema tertentu, dengan menggunakan kamus, dan menyimpulkan makna yang terdapat dalam kalimat, paragraf, atau teks yang sederhana;
·        menulis berbagai huruf hijaiyah, menulis kosa kata atau ungkapan singkat berkenaan bilangan, ungkapan hikmah, nama hari, nama bulan, serta dapat menggunakan tanda baca utama bahasa Arab serta dapat mengungkapkan gagasannya secara tertulis dan dalam bentuk kalimat yang sederhana tetapi komunikatif; dan
·        menyenangi bahasa Arab, menghargai nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam tema tertentu, menyukai penggunaan ungkapan hikmah, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.3  Materi Bahasa Arab
Bahan atau materi kurikulum (Curriculum Materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Bahan atau materi kurikulum yang berhubungan dengan pertanyaan apakah yang harus diajarkan dan dipahami oleh siswa?masalah ini sangat erta kaitannya dengan tujuan pendidikan yang harus dicapai. Materi kurikulum merupakan salah satu komponen dalam pengembangan kurikulum. Bahan atau materi kurikulum sama pentingnya dengan merumuskan kurikulum itu sendiri.
1.      Kurikulum ini menerapkan pendekatan kompetensi sebagai pendekatan pembelajaran. Berikut adalah berapa konsep penting yang mendasari pendekatan ini.
a.       Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui tata bahasa dan kosakata. Dengan demikian, ungkapan komunikatif, kosakata, pelafalan, tata bahasa dan ejaan berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan.
b.      Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kompetensi terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.       Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.
d.      Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e.       Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Kadar motivasi ini banyak.
f.        Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depan siswa. Oleh karena itu faktorfaktor tersebut harus dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran agar lebih bermaknabagi siswa.
g.       Dalam proses belajar mengajar, siswa harus diperlakukan sebagai subjek utama, dan bukan sebagai objek belaka dan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasanya.
2.      Penerapan konsep-konsep di atas dalam pengajaran bahasa asing menyiratkan hal-hal berikut:
a.       Unsur-unsur bahasa, yaitu kosakata, ungkapan komunikatif, pelafalan, tata bahasa, ejaan, hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya siswa.
b.      Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri. Dalam proses belajar mengajar, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan secara tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
c.       Dalam proses belajar mengajar keempat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu.
d.      Peserta didik harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu untuk:
a)      mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya;
b)      mendorong siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang berkepribadian Indonesia; dan
c)      mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.
3.      Perkembangan teknologi komunikasi dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar bahasa asing. Teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak dan elektronika. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain. Sedangkan media elektronika meliputi komputer, televisi, radio, internet, VCD, CD, dan lain-lain. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi yang ditampilkan dalam bahasa asing yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Melalui televisi dan radio, siswa dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dan berbicara, sedangkan dengan menggunakan komputer siswa dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.
2.4  Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau disampaikan kepada murid atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.
2.5  Implementasi Bahasa Arab
Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pennantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1.      Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
2.      Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3.      Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.
Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik yang ideal maupun actual.
2.6  Problematika Kurikulum Bahasa Arab
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum di Indonesia:
1.      Kurikulum Indonesia Terlalu Kompleks
Jika dibandingkan dengan kurikulum di negara maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Ssiswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.
2.      Seringnya Berganti Nama
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia. Bahkan, pengubahan nama kurikulum mampu dijadikan sebagai lahan bisnis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pengubahan nama kurikulum tentulah memerlukan dana yang cukup banyak. Apabila diluhat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika dana tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk kemajuan pendidikan.
3.      Kurang Lengkapnya Sarana dan Prasarana
Berjalannya suatu kurikulum akan sangat bergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki. Sementara, apabila kita terjun langsung ke tempat, maka akan kita dapati masih banyaknya sekolah yang masih belum memiliki sarana yang lengkap.
4.      Kurangnya Pemerataan Pendidikan
Meninjau mengenai sarana dan prasarana, hal ini berkaitan dengan kurangnya pemerataan yang dilakukan Mendiknas. Selain itu, pemerataan pendidikan juga ditinjau dari segi Satuan Tingkat Perdidikannya. Hal ini berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah pada Tingkat Satuan Pendidikan tertentu.
5.      Kurangnya Partisipasi Siswa
Siswa kurang mampu mengeluarkan potensi dan bakatnya. Hal ini karena siswa cenderung pada ketakutan akan guru karena pengenalan selintas materi tanpa berusaka mengembangkan materi (pasif). Siswa hanya terpaku pada materi yang diajarkan oleh guru tanpa adanya rasa ingin berusaha untuk mengembangkan potensinya.
2.7  Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1.      Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2.      Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.      Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4.       Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5.      Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Corak Kurikulum Bahasa Arab
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan untuk mata pelajaran bahasa arab kelas VII di MTs. Sudirman Bantal, menganut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum bercorak modern dimana proses pembelajaran ataupun pengajaran yang berlangsung tidak hanya terbatas pada mata pelajaran tetapi menyangkut pengalaman di luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan dan penunjang wawasan keilmuanya. Ditunjang dengan status akreditasi sekolah tersebut, maka bahasa arab dipelajari dan dikembangkan sesuai dengan rencana yang terorganisir oleh guru yang bersangkutan. Dan harapanya para siswa tidak merasa monoton atau pun bosan karena proses pembelajaran tidak hanya menyangkut pembelajaran bahasa arab di kelas saja namun juga segala aspek pembelajaran diluar kelas sana.
3.2  Tujuan Kurikulum Bahasa Arab
a.       Tujuan umum pendidikan di MTs. Sudirman Bantal diwujudkan dalam upaya untuk pengembangan potensi kepribadian peserta didik yang meliputi :
a)      Pengembangan iman, yang diaktualkan dalam ketaqwaan kepada Alloh SWT.
b)      Pengembangan cipta, untuk mengembangkan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup material, pengembangan kecerdasan untuk senantiasa menggali ilmu pengetahuan sepanjang hayat, dan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan lokal dan global.
c)      Pengembangan karsa, untuk menciptakan perilaku peserta dididik yang baik (etika, akhlak, dan moral).
d)      Pengembangan rasa, untuk menciptakan peserta didik yang memiliki perasaan yang halus (apresiasi seni, persepsi seni, dan kreasi seni).
e)      Pengembangan karya, untuk menjadikan manusia yang terampil dan memiliki motivasi untuk cakap teknologi yang berhasil guna.
f)        Pengembangan hati nurani dalam rangka memberikan latihan untuk memberikan pertimbangan dalam membuat sebuah kebijakan.
b.      Tujuan khusus dari penyelenggaraan pendidikan di MTs Sudirman Bantal adalah menyelenggarakan proses pendidikan bagi para siswa sehingga memiliki kemampuan dalam :
a)      Pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan dasar-dasar ilmu agama melalui mata pelajaran agama (Aqidah Akhlaq, Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam) dan melalui mata pelajaran mulok Aswaja (Ahlussunnah wal jama’ah), maupun melalui kegiatan pengembangan diri bidang agama.
b)      Pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
c)      Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan dan keinginan untuk melaksanakan belajar sepanjang hayat.
d)      Melaksanakan dan berbuat secara efektif
e)      Hidup bersama dan berguna bagi orang lain.
f)       Membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c.       Untuk tujuan kurikulum bahasa Arab tersendiri memiliki tujuan, sebagai berikut:
v  Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
v  Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
v  Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik  diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
3.3  Materi Bahasa Arab
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Subari selaku guru pengampu bahasa Arab, materi pelajajaran bahasa Arab masih menggunakan Buku Kurikulum dari Depag. Dengan alasan dalam buku tersebut dilengkapi dengan materi khiwar, qira’ah, kitabah, insya’, dan qawaid. Buku yang menjadi pegangan bagi guru dan siswa ialah “Fasih Berbahasa Arab 1 oleh Darsono- T. Ibrahim “. Namun tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menggunakan referensi buku lain. Referensi buku ini untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Buku yang menjadi yang menjadi referensi ini pun beragam mulai dari LKS dan sumber-sumber lain dari perpus.
            Pembelajaran dan pengajaran mata pelajaran bahasa arab kelas VII di MTs Sudirman Bantal, menggunakan bahan ajar/buku paket Bahasa Arab MTs, pengarang Darsono dan T. Ibrahim penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo 2008. Secara aplikasi belum mencakup empat ketrampilan berbahasa yaitu ( mendengar/menyimak, membaca, menulis dan berbicara) hal tersebut terlihat pada materi dan evaluasi yang diberikan kepada para siswa-siswinya.dan beberapa kendala terkait pemahaman siswa.
v  Mendengar/menyimak.
Secara umum ketrampilan menyimak sudah mencakup dalam mata pelajaran bahasa arab  di kelas VII MTs Sudirman Bantal seperti kemampuan siswa untuk memahami bunyi / ujaran dalam bahasa arab dengan baik dan benar-benar. Menurut guru yang bersangkutan disana memang benar-benar diajarkan mulai dari awal yaitu pengenalan huruf-huruf hijaiyah, dan kata-kata dalam bahasa arab. Dimaksudkann agar mereka dapat dengan mudah membedakann setiap fonem. Biasanya hal ini dilakukan melalui kaset-kaset rekaman yang sengaja disediakan oleh gurunya,
v  Membaca (Qiro’ah).
Pada kemahiran membaca di MTs Sudirman Bantalmemang mengalami kendala, dimana tinngginya perbedaan tingkat pemahaman siswa dalam membaca tulisan bahasa arab. Jadi hal ini menjadi focus utama pengajar, karena membaca merupakan proses utama dalam memproduksi sebuah bahasa.
v  Menulis (Kitabah)
Ketrampilan menulis di MTs Sudirman Bantalsudah mencakup dalam mata pelajaran bahasa Arab, hal ini jelas dilakukan karena mengingat banyaknya siswa yang belum bisa menullis huruf hijaiyah. Jadi ketrampilan menulis yang diajarkan di MTs Sudirman Bantal semuanya terlepas dari ilmu dan pemahaman gramatika. Dimaksudkan agar siswa dapat menulis secara mendasar terlebih dahulu baru kemudian menulis dengan menyesuaikan gramatika yang sudah ditentukan.
v  Berbicara (Kalam)
Ketrampilan berbicara tidak mencakup dalam mata pelajaran bahasa arab MTs Sudirman Bantal. Hal ini sebelumnya pernah dilakukan atau uji coba namun karena beberapa kendala. Jadi suit dilakukan, mengingat keterbatasan waktu yang diberikan jadi untuk mengefektifkan waktu di alihkan untuk hal lain. Bahwsanya ketrampilan menyimak memang erat kaitanya dengan ketrampilan berbicara. Dimana ketrampilan ini merupakan komunikasi dua arah, siswa mampu mengungkapakan maksud yang tersirat dengan pengembangan bahasa sendiri. Padahal dalam ketrampilan menyimak siswa masih diajarkan setiap huruf-huruf hijaiyah agar mampu membedakan makhraj huruf yang ada.
3.4  Organisasi Kurikulum Bahasa Arab
Di MTs Sudirman Bantal mata pelajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran pokok bukan muatan lokal. Daat dikatakan bahwa organisasi kurikulum yang dipakai MTs. MTs Sudirman Bantal adalah mata pelajaran terpisah (isolated subject) yakni kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama.
3.5  Implementasi Kurikulum Bahasa Arab
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi KTSP MTs Sudirman Bantal selalu mengikuti informasi tentang kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Adapun dalam pelaksanaanya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) MTs Sudirman Bantal bersifat menyeluruh yaitu mulai dari potensi yang dimiliki dari setiap peserta didik dan pengajar (personal) mulai dari bentuk pengajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan sampai bentuk aktifitas atau ekstra kurikuler yang dikembangkan di MTs Sudirman Bantal.
Berdasarkan observasi lapangan dan kajian pada perangkat pembelajaran mata pelajaran bahasa arab kelas VII di MTs Sudirman Bantal yangmana dalam perangkat pembelajaran tersebut Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah sesuai dengan silabus yang diberikan dari pemerintah. Jadi guru hanya mengolah SK dan KD untuk diubah ke dalam  Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun dalam RPP sudah cukup lengkap yang meliputi SK, KD, Tujuan Pembelajaran, Materi, dan kegiatan pembelajaran.
3.6  Problematika Kurikulum Bahasa Arab
Setiap proses kehidupan apapun, pasti mengalami kendala-kendala yang dihadapi,.begitu pun dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa arab kelas VII di MTs. Sudirman Bantal. Adapun permasalahan tersebut adalah :
Guru           :           
·        Keterbatasan waktu untuk mata pelajaran bahasa Arab yaitu hanya 45 menit dalam seminggu.
·        Guru bahasa Arab tidak dari bahasa Arab namun dari guru PAI.
·        Terbatasnya jumlah guru mata pelajaran bahasa arab yaitu hanya 1 (satu) orang. padahal maple bahasa arab berlaku untuk semua kelas VII sampai IX
·        Terbatasnya jumlah media pembelajaran khusus dalam pembelajaran bahasa arab di sana, jadi masih terkesan monoton.
Siswa         :
*      Hampir semua siswa kelas VII di MTs. Sudirman Bantal berasal dari SD jadi tidak ada yang mempunyai basic bahasa arab.
*      Sebagian siswa ada yang baru mengenal tulisan arab bahkan ada yang tidak mampu membaca tulisan arab. Jadi proses pembelajaran harus dimulai dari awal.
*      Tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama dalam pembelajaran bahasa arab.
3.7  Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar qira’ah siswa MTs. Sudirman Bantal, yaitu dengan melalui tes prestasi belajar atau ujian. Adapun jenis evaluasinya adalah ulangan harian yang dilaksanakan setelah selesai mempelajari satu tema bacaan, ujian MID semester yang dilaksanakan pada pertengahan semester, dan ujian akhir yang dilaksanakan pada akhir semester.
Dan untuk pelaksanaannya, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Subari, bahwasannya setelah menyelesaikan setiap satu bahasan atau bab langsung diberikan ulangan/tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Dan selanjutnya untuk pelaksanaan ujian mid dan ujian semester ditentukan oleh pihak sekolah. Adapun materi yang diujikan adalah materi yang telah diajarkan selama masa pembelajaran satu semester.
Dalam evaluasi pembelajaran bahasa arab di MTs. Sudirman Bantal, menggunakan teknik dan bentuk yang berbeda-beda dalam setiap ketrampilan bahasanya.
v  Mendengar
Pada keterampilan mendengarkan evaluasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan tes tertulis, ketika guru atau menggunakan media dalam mendengarkan ucapan setiap huruf hijaiyah kemudian siswa menuliskanya kembali dalam bentuk tulisan. Atau dilain kesempatan juga menggunakan tes lisan, setelah pengucapan kemudian diucapkan kembali oleh siswa.
v  Berbicara
Evaluasi yang digunakan untuk keterampilan berbicara adalah meminta siswa untuk mengulas kembali bacaan yang sudah dibaca bersama teman-temanya. Atau bisa juga dengan meminta siswa untuk melakukan dialog secara berpasangan.
v  Membaca
Untuk ketrampilan membaca adalah dengan meminta siswa untuk membaca sebuah teks dalam satu tema namun beda teks, siswa maju satu persatu secara bergantian membaca beberapa baris.
v  Menulis
Dalam ketrampilan menulis evaluasi disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan dengan menggunakan jenis tes tertulis seperti tes melengkapi kalimat, menjodohkan pasangan kalimat yang pas, mencocokkan kata, membuat kalimat dengan kata yang sudah disediakan dan lain-lain.
3.8  Kurikulum Bahasa Arab yang Ideal
Menurut saya kurikulum ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sehinga terjadi korelasi yang berati dan terintegrasi dengan baik. Interpretasi dari kurikulum yang ideal adalah kurikulum tersebut mampu memjawab kebutuhan siswa. Sehingga tercipta perubahann yang signifikan. Kurikulum bukanlah suatu system pendidikan yang tiap tahun musti dirombak dan segera dicekokakan pada semua siswa. Berikanlah waktu untuk dapat mengukur sejauh mana kurikulum mampu menjawab tanntangaan global.


BAB III
PENUTUP
Simpulan
            Berdasarkan observasi dan kajian data yang telah dilakukan oleh peulis, maka dapat disimpulkan bahwasanya adalah :
·        Kurikulum yang digunakan oleh MTs. Sudirman Bantal dalam mata pelajaran bahasa arab bercorak modern yaitu menganut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
·        Dalam pengajaran empat ketrampilan berbahasa, belum mencakup semua hal ini karena pada ketrampilan membaca dan menulis masih sangat sulit untuk dilakukan mengingat kondisi siswa yang belum mengenal huruf hijaiyah dan tingkat motivasi yan tidak seimbang.
·        Untuk evaluasi dalam pembelajaran bahasa arab menggunakan teknik tertulis dan berbicara satu persatu menghadap gurunya. Disesuaikan dengan ketrampilannya.
·        Permaslahan dalam pembelajaran bahasa arab di Sekolah tersebut adalah keterbatasan alokasi waktu, jumlah guru bahasa arab yang ada, tingkat motivasi siswa yan berbeda-beda.

3.2 Saran
            Saran dalam kegiatan observasi dan kajian perangkat pembelajaran ini adalah, bahwa dibutuhkan kekreatifitasan dan keinovativan yang tinggi dalam menyusun dan merencanakan pelaksanaaan pembelajaran sehingga waktu yang sinkat, guru yang terbatas dapat teratasi dan murid pun merasa senann beajar bahasa arab,


LAMPIRAN

3 komentar: