MAKALAH
Komunikasi,
Tugas dan Peran Guru dalam Manajemen Sekolah
Disusun guna memenuhi tugas: Manajemen Sekolah
Dosen
Pengampu: Drs.
Eko Nusantoro,.,M.Pd
Disusun
Oleh:
Siti Khotijah 2303411001
Meta Gesti R. 2302411034
Arna Isseto F. 2302411043
Retno Rohmawati 2302411044
Muhammad Dani S. T. 2302411048
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial selalu
berinteraksi dengan individu maupun kelompok lain disekitarnya. Salah satu
syarat interaksi adalah adanya komunikasi. Dengan komunikasi maka antara
satu individu dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang
hendak disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi. Dengan demikian maka
tidak dapat dipungkiri bahwa peran komunikasi menjadi sengat penting dalam
kehidupan manusia. Hal ini terwujud misal pada organisasi atau institusi yang
terbentuk dalam masyarakat melalui komunikasi.
Sedangkan guru merupakan profesi atau
jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Guru adalah orang
dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan
membimbing peserta didik. Jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang di luar kependidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan
orang di luar kependidikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam
pelaksanaan pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di
kelas. Disini guru mempunyai tugas dan peranan dimana dalam pelaksanaanya guru
dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai sehingga
pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, keberhasilan
suatu proses pembelajaran dalam hal ini pendidikan sangat ditentukan oleh tugas
dan peranan guru tersebut.
Dalam dunia pendidikan peran guru dan
peran komunikasi menjadi sangat penting. Tanpa adanya komunikasi dan peran guru
maka sistem pendidikan dalam sebuah negara tidak akan berjalan dengan baik
sehingga akan merusak sistem yang lain serta untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tidak akan berhasil. Guru
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.
Institusi pendidikan atau dalam hal ini sekolah juga
memerlukan guru dan komunikasi yang baik dalam manajemennya. Komunikasi
tersebut bisa bersifat intern maupun ekstern. Komunikasi tersebut sangat
menentukan kelancaran, kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas
masing-masing komponen sekolah. Dan sebagai calon guru
kita harus memahami apa tugas dari seorang guru, apa saja tanggung jawab serta
kompetensi apa yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ketiga hal tersebut perlu
diperhatikan untuk mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Maka dalam makalah
ini akan dibahas bagaimana peran, tugas para guru dan komunikasi dalam manajemen sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa
pengertian dari komunikasi?
b. Apa
pengertian komunikasi interen disekolah?
c. Apa
pengertian komunikasi eksteren di sekolah?
d. Meliputi
apa saja tugas seorang guru?
e. Bagaimana
tugas guru sebagai profesi?
f. Bagaimana
peran guru dalam pengadministrasian?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk
mengetahui pengertian dari komunikasi.
b. Untuk
mengetahui pengertian komunikasi interen di sekolah.
c. Untuk
mengetahui pengertian komunikasi eksteren di sekolah.
d. Untuk
mengetahui tugas seorang guru.
e. Untuk
mengetahui tugas guru sebagai profesi.
f. Untuk
mengetahui peran guru dalam pengadministrasian.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Komunikasi
Komunikasi
adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari
orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu
organisasi. (Oteng Sutisna, 1989). Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha
untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut
dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai
suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima, dengan
menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2001).
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya tercapainya tujuan :
Komunikasi memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa
komunikasi maka maksud bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua
anggota organisasi. Selain itu tanpa komunikasi maka tidak terjadi koordinasi
yang menyebabkan tercapainya tujuan organisasi. Komunikasi merupakan hal yang
sangat pokok bagi eksistensi suatu organisasi. Komunikasi adalah sangat penting
dalam menangani semua masalah yang muncul dalam setiap organisasi. Komunikasi
sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat putusan yang rasional
diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin tentang
alternatif-alternatif serta konsekuensi-konsekuensinya. Demikian juga kekuatan
merancang, mengorganisasi, dan menilai selalu bergantung kepada kualitas
komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989)
2.2 Komunikasi Intern
a. Pengertian :
Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa.
Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa.
b. Tujuan :
Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran.
Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran.
c. Manfaat :
Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
d. Prinsip-prisip :
Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain :
Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1. Bersikap
terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan
kekeluargaan.
2. Mendorong
guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah,
dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreativitas.
3. Mengembangkan
kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
4. Mendorong
para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan
itu.
5.
Berlaku sebagai
pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara
redaksional.
2.3 Komunikasi Ekstern
a. Pengertian :
Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa baik secara individual maupun lembaga. Menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa baik secara individual maupun lembaga. Menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
b. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Hubungan
sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu adanya
kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan.
1. Tujuan
hubungan sekolah dengan orang tua siswa
a) Saling
membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak,
guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
b) Bantuan
uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang disebut
BP3.
c) Untuk
mencegah perbuatan yang kurang baik.
d) Bersama-sama
membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya mengembangkan bakat olah
raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya.
2. Cara
menjalin hubungan sekolah dengan orang tua
a) Melalui
dewan sekolah (Komite Sekolah)
Dewan
sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS.
Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh
masyarakat serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap
pendidikan. Pada hakikatnya dewan sekolah ini dibentuk untuk membantu
menyukseskan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah, baik menyangkut
perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan sekolah terutama
dalam kaitannya dengan masalah relevansi pendidikan yang akan diwujudkan
melalui MBS agar apa yang dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
b) Melalui
BP3, BP3 adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk
memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama
dalam kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan
belajar-mengajar.
c) Melalui
pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
d) Melalui
ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan
prestasi siswa.
c.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial
yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya
masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan lembaga
formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta membimbing generasi
muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna
jasa pendidikan.
1. Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
a) Berdasarkan
kepentingan sekolah memelihara kelangsungan hidup sekolah meningkatkan mutu
pendidikan sekolah memperlancar kegiatan belajar mengajar memperoleh bantuan
dan dukungan masyarakat.
b) Berdasarkan
kepentingan masyarakat
Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat memperoleh masukan dari sekolah dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat menjamin relevansi program sekolah
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat memperoleh kembali anggota
masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya.
2. Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat
Hubungan
sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian, olah
raga dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.
2.4 Tugas Seorang Guru
a. Hakikat Profesi Guru
Guru merupakan suatu profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui
dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru
harus dapat
membangkitkan perhatian peseta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta
dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta
didik untuk aktif dalam berpikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru
harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru
perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah
dalam memahami pelajaran yang duterimanya.
5. Sesuai
dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara
berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru
wajib memperhatikan
dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau praktiknyata dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Guru
harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, menagamati/meneliti,
dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru
harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik
dalam kelas maupun luar kelas.
9. Guru
harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
b. Tugas Seorang Guru
Pada
dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan
dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau
dari tugas-tugas yang langsung
berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi anggota pengelola dalam
proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan
dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru
yag andal dan dapat diteladani.
Menurut
Uzer (1990) terdapat tiga jenis tugas guru, yakni sebagai berikut:
ü Tugas
guru sebagai suatu profesi meliputi
mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan peserta didik.
ü Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat
menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas
perkembangannya mulai dari sebagai
makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homophiter),
dan senagai makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta
didik dalam mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan
membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.
ü Tugas
guru dalam bidang kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga
negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah
digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Dan untuk
melaksanakan tugas guru dalam bidang profesi, soerang guru harus memiliki keahlian
khusus sebagai seorang guru, yang tidak bisa dilakukan oleh orang diluar
profesi ini. yaitu dikarenakan masyarakat menempatkan pengajar pada yang lebih
terhormat di lingkungannya karena seorang pengajar diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa pengajar berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan Pancasila.
Sedangkan tugas guru dalam proses
pembelajaran tatap
muka,
sebagai
berikut :
1) Tugas
pengajar sebagai pengelola pembelajaran
a. Tugas
manajerial
Menyangkut fungsi administrasi
(memimpin kelas), baik internal maupun eksternal.
· Berhubungan
dengan peserta didik.
· Alat
perlengkapan kelas (material).
· Tindakan-tindakan
profesional.
b. Tugas
edukasional
Menyangkut fungsi mendidik,
bersifat:
· Motivasional.
· Pendisiplinan.
· Sanksi
sosial (tindakan hukuman).
c. Tugas
instruksional
Menyangkut fungsi mengajar,
bersifat :
· Penyampaian
materi.
· Pemberian
tugas-tugas pada peserta didik.
· Mengawasi
dan memeriksa tugas.
2) Tugas
pengajar sebagai pelaksana (Executive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai
pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunkan fasilitas kelas yang
kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai suatu
hasil yang baik.
Sedangkan secara khusus, tugas guru
sebagai pengelola proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Menilai
kemajuan program pembelajaran.
2) Mampu
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunkan alat-alat belajar.
3) Mengkoordinasi,
mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas.
4) Mengomunikasikan
semua informasi dari dan/atau ke peserta didik.
5) Membuat
keputusan instruksional dalam situasi tertentu.
6) Bertindak
sebagai manusia sumber.
7) Membimbing
pengalaman
peserta didik sehari-hari.
8) Mengarahkan
peserta didik agar mandiri.
9)
Mampu memimpin
kegiatan belajar yang efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang maksimal.
2.5 Tugas Guru Sebagai Profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,mengajar dan melatih. Mendidik
berarti menerusksn dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Maksudnya,seorang guru
harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Mengajar berarti
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Seorang guru harus bisa memberikan
ilmu yang sudah didapatnya selama sekolah kepada anak didiknya. Jangan sampai
seorang guru mengajarkan ilmu yang tidak semestinya kepada anak didiknya. Melatih
berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. Seperti mengajarkan
hal-hal yang sifatnya memberikan ketrampilan lain selain mata kuliah yang
diampunya.
Tugas guru sebagai seorang pengajar memiliki konsekuensi untuk memiliki
peran-peran tertentu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah.
Berkaitan dengan tugasnya di bidang profesi, guru mempunyai beberapa peran,
yaitu:
1.
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peranan dan kompetensi guru dalam
proses pembelajaran meliputi banyak hal.Seperti yang dikemukakan oleh Adam and
Decey dalam Basic Principles of Student Teaching,antara lain guru
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana,
supervisor, motivator dan konselor.
Peningkatan kemampuan dan keahlian
guru dalam bidang subject matter dan metodologi pembelajaran adalah
esensial.Ketika kondisi sekolah semakin kompleks seperti ukuran rombongan
belajar semakin membengkak,beban mengajar dan belajar semakin intensif dan
ekstensif,sumber dan fasilitas pembelajaran semakin modern,tingkat stress dan
terelienasian siswa semakin menggejala,dan prosedur kerja semakin perlu
dipercanggih,terminologi metodologi pengajaran yang dikenal selama ini
mengalami perluasan makna yaitu makin lazim disebut manajemen sekolah.Sejalan
dengan itu,penelitian mengenai bagaimana kelas dapat dikelola secara efektif
semakin mendukung bagaimana peran guru yang efektif lebih dominan dari sekedar
terfokus pada perilaku siswa dan proses belajarnya.Perilaku siswa dalam belajar
dan proses pembelajaran itu sendiri adalah penting.Namun tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien,antara
lain bagi penciptaan metode untuk memfasilitasi siswa agar berperilaku positif
dan berprestasi tinggi.
Dalam hasil riset yang digelar
sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an,secara ringkas dapat dijelaskan
mengenai faktor mayor atau area ketrampilan terpaut dengan manajemen kelas yang
efektif.Kelima factor tersebut adalah:
a)
Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis
siswa dan kebutuhan- kebutuhan belajar.
b)
Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar
siswa untuk membantu menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa.
c)
Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi
belajar optimal dengan jalan member respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa
dan kelompok.
d)
Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang
dapat memaksimalkan perilaku tugas siswa.
e)
Penggunaan metode konseling dan penataan perilaku yang
diperluas untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian
atau mengalami misperilaku yang mengarah kedalam tindakan tercela.
Hal
– hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman khusus tentang variable yang berpengaruh dalam efektivitas
pembelajaran. Pembelajaran efektif yang dimaksud antara lain keberhasilan guru
mengkreasikan lingkungan belajar positif, memberdayakan siswa, melibatkan diri
secara total dalam kegiatan belajar mengajar. Kebanyakan masalah yang terjadi di sekolah-sekolah
disebabkan oleh masalah-masalah manajemen kelas pada khususnya yang mana belum
mampu merespon tuntutan untuk menjadikan manusia selayaknya atau ingin
menciptakan proses pembelajaran pada tingkat kinerja yang diinginkan. Proses
pembelajaran yang kondusif menjadi peran yang utama karena disini ada cara dan
metode baru bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif. Hasil
penelitian yang relative kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan
beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi focus kerja manajemen
kelas antara lain sebagai berikut:
1)
Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multicultural
dan isu-isu gender.
2)
Pengembangan focus kearah pencerahan kebutuhan siswa,gaya
belajar,kultur pembelajaran,dan metode pengelolaan perilaku yang digunakan
dikelas.
3)
Pengembangan focus kearah keterlibatan siswa secara aktif
dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan
untuk mendemonstrasikan perilaku positif.
4)
Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan
sosok manajemen kelas yang efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari
kinerja yang baik dan pernah ditampilkan.
5)
Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun
manajemen kelas yang efektif serta penentuan strategi proses dan metode yang
akurat untuk mengimplementasikannya.
6)
Gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan
masalah-masalah keprilakuan khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan
mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi kondusif didalam dan
dilingkungan kelas.
2.
Peran Guru sebagai Manajer Kelas
Hasil survey mengenai keefektifan
guru menunjukan bahwa keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer
dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektivitas
proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya.Sehingga keterampilan
manajemen kelas sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran. Menurut
Brophy dan Evertson(1976) dalam Learning Form Teaching,guru-guru yang rendah
keterampilannya dalam bidang manajemen kelas barangkali tidak dapat
menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya. Menurut Julia Sanford
dkk, konsep manajemen kelas dan menata lingkungan kerja menjadi produktif bagi
proses pendidikan dan pembelajaran.
Hasil penelitian yang lebih
kontemporer mengenai urgensi dan essensi manajemen dipublikasikan oleh Good dan
Brophy (1994) dalam karya tulis mereka yang berjudul Looking in classroom. Menurut
dua pakar ini, temuan penelitian menunjukkan bahwa guru yang mendekati
manajemen kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan lingkungan belajar
efektif cenderung lebih sukses daripada guru-guru yang memposisikan atau
memerankan diri sebagai figure otoritas atau penegak disiplin belaka. Kinerja
manajemen kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi
penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri, dan internalisasi control diri pada
kalangan siswa.
3.
Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku
Siswa
Dalam keseharian tugas dinasnya
bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan guru dan demikian juga sebaliknya
merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam
tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang, atau
rendah prestai akademiknya. Dia pun berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan
santun, arogan, cuek, pengganggu, bahkan siswa yang pernah melakukan tindakan
kriminal. Juga siswa yang kuat, sedang, lemah fisiknya. Dan juga keragaman itu
dilihat dari perspektif sosial, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Siswa yang cenderung bermasalah
biasanya menjadi beban tambahan sekaligus sumber kepedulian utama bagi guru.
Bahkan siswa yang bermasalah ini makin menjadi pusat kepedulian utama para guru,
administrator, orangtua, bahkan publik. Tetapi kondisi yang anak yang seperti
itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif bagi
penciptaan faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa.
Keadaan negatif yang dirasakan guru
ini benar-benar terasa mengganggu mereka. Faktor yang menyebabkan siswa
cenderung berperilaku buruk, antara lain : faktor sosial, ekonomi, kurtural,
agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, pebedaan potensi kognitif,
kesehatan, dan lain-lain. Ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan
iklim yang kondusif. Pertama, memperkuat kinerja dan misi akademik sekolah,
kedua, menetapakan tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar,
serta mengikat semua anak didik. Ketiga, melembagakan dan member keteladanan
mengenai norma-norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subyek di
lingkungan sekolah.
4.
Peran
Guru Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus
berperan sebagai:
a.
Petugas sosial,
yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang
dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya.
b.
Pelajar dan
ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan
berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan.
c.
Orang tua, yaitu
mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan setelah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswanya.
d.
Teladan, yaitu
yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran
bagi norma-norma tingkah laku.
e.
Pengaman, yaitu
yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung
bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
5.
Peran
Guru Secara Psikologis
Guru juga mempunyai peran secara psikologis,
khususnya psikologis pendidikan dan perkembangan siswa. Peran – peran tersebut
antara lain :
a.
Ahli psikologi
pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan
dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
b.
Relationship,
artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan
antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan.
c.
Catalytic/pembaharu,
yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat
suatu hal yang baik.
d.
Ahli psikologi
perkembangan, yaitu guru adalah seorang yang memahami tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,
terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya.
2.6 Peran Guru dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan
pengadministrasian,seorang guru dapat berperan sebagai berikut:
a. Pengambilan inisiatif,pengarah dan
penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan.Hal ini berarti guru turut serta
memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat,yang berarti dalam
lingkungan sekolah guru menjadi anggota masyarakat.Guru harus mencerminkan
suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata
pelajaran.Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi
muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin,guru harus menjaga
agar tercapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi
pendidikan,disamping menjadi pengajar,gurupun bertanggung jawab akan kelancaran
pendidikan dan harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda,masa depan
generasi muda terletak ditangan guru.Guru berperan sebagai pemimpin mereka
dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat,artinya
guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar
pada masyarakat,khususnya masalah-masalah kependidikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa sekolah dengan masyarakat memiliki komunikasi baik secara internal maupun
secara eksternal. Managemen sekolah yang baik adalah managemen yang melibatkan
berbagai pihak dalam pelaksanaanya terutama dengan masyarakat atau lingkkungan
sekitarnya. Kerjasama dapat tercipta melalui berbagai cara agar hubungan dapat
tercipta dengan baik. Dalam kaitannya dengan tugas di bidang profesi, guru
mempunyai beberapa peran, yaitu:
1. Peran
guru dalam manajemen kelas
2. Peran
guru sebagai manajer kelas
3. Peran
guru dalam manajemen perilaku siswa
4. Peran
guru dalam pengadministrasian
5. Peran
guru secara pribadi
6. Peran
guru secara psikologis
3.2 Saran
a. Dalam
pelaksanaan managemen sekolah harus melibatkan masyarakat. Terutama dalam hal
yang berkaitan dengan siswa itu sendiri. Oleh karena itu kerjasama antara
sekolah dan masyarakat harus terjalin dengan baik agar saling ketergantungan
diantara kedua belah pihak dapat terpenuhi dengan baik.
b. Bagi Guru
Penting bagi
seorang guru untuk menyadari bahwa profesinya bukan sembarang profesi yang
dapat dilakukan oleh siapa saja. Seorang guru haruslah mengetahui dan
mengamalkan tugas dan tanggung jawab guru. Seorang guru harus memiliki
kompetensi-kompetensi guru dan terus meningkatkannya.
a. Bagi Calon Guru
· Calon guru perlu belajar bagaimana menjadi
seorang guru yang baik.
· Calon guru harus mengetahui dan menghayati tugas,
tanggung jawab serta kompetensi yang harus dimiliki guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutomo.
2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Pisat Pengembangan MKU/MKDK-LP3
UNNES.
Iskandarwassid
dan Dadang, Sunendar. 2010.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
Muhammad,
Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara